PMK 218/2019

Ini Pihak yang Dapat Pembebasan Bea Masuk Barang Sektor Panas Bumi

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 05 Februari 2020 | 11:28 WIB
Ini Pihak yang Dapat Pembebasan Bea Masuk Barang Sektor Panas Bumi

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mengatur kembali cakupan pihak yang mendapatkan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk kegiatan penyelenggaraan panas bumi.

Perluasan ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.218/PMK.04/2019. Berdasarkan beleid tersebut, pembebasan bea masuk untuk penyelenggaraan panas bumi kini dapat diberikan kepada Kontraktor Kontrak Operasi Bersama (KKOB) dan badan usaha.

“Pembebasan bea masuk untuk kegiatan penyelenggaraan panas bumi … dapat diberikan kepada KKOB atau badan usaha,” demikian kutipan Pasal 3 ayat (1) beleid tersebut.

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Adapun badan usaha yang diberikan pembebasan bea masuk ini terdiri atas pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi, pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi, pemegang izin panas bumi, atau pelaku penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE).

Berdasarkan beleid terdahulu, yaitu PMK No.177/PMK.11/2007, pembebasan tersebut hanya diberikan kepada badan usaha yang mendapat wilayah kerja pertambangan (WKP) atau mendapatkan penugasan survei pendahuluan atau izin pertambangan panas bumi.

Selain itu, PMK No.177/2007 juga memberikan pembebasan pada PT. Pertamina (Persero) dan PT. Geo Dipa Energi. Pembebasan bea masuk pada beleid baru juga lebih luas apabila dibandingkan dengan beleid terdahulu lainnya, yaitu PMK No.78/PMK.010/2005.

Baca Juga:
Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Merujuk pada PMK No.78/2005, pembebasan bea masuk hanya diberikan kepada KKOB. Melalui beleid baru, Kemenkeu juga memerinci ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan panas bumi yang dapat memperoleh pembebasan, yaitu PSPE, eksplorasi, eksploitasi dan/atau pemanfaatan.

Selanjutnya, beleid baru mengatur pembebasan bea masuk juga diberikan terhadap bea masuk anti dumping, imbalan, tindakan pengamanan, dan/atau pembalasan. Namun, pembebasan bea masuk baru diberikan jika kegiatan importasi tersebut memenuhi salah satu dari tiga ketentuan.

Pertama, barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri. Kedua, barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri tapi belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan. Ketiga, barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri tapi jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.

Baca Juga:
Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Kemudian, PMK No.218/2019 menjelaskan barang impor tersebut juga bisa memperoleh fasilitas pajak. Fasilitas tersebut berupa tidak dipungut pajak pertambahan nilai atau pajak penjualan atas barang mewah; dan/atau dikecualikan dari pemungutan pajak penghasilan pasal 22.

Adapun beleid baru tersebut diundangkan pada 31 Desember 2019 dan 60 hari setelahnya. Berlakunya beleid ini akan sekaligus mencabut beleid terdahulu yaitu PMK No.78/2005 dan PMK 177/PMK.011/2007. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 15:30 WIB BEA CUKAI JAKARTA

Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN