Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pelaku usaha di Tanah Air bisa melakukan impor barang secara sementara waktu untuk kemudian diekspor kembali ke negara asal. Hal ini dikenal dengan kegiatan impor sementara.
Sesuai dengan PMK 106/2019, impor sementara didefinisikan sebagai pemasukan barang impor ke daerah pabean yang benar-benar dimaksudkan untuk diekspor kembali dalam jangka waktu paling lama 3 tahun. Fasilitas impor sementara diberikan untuk mendukung perekonomian nasional.
"Kemudahan yang diberikan [melalui fasilitas impor sementara] adalah pembebasan bea masuk atau keringanan bea masuk," tulis Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) dalam unggahan di media sosial, dikutip pada Kamis (2/3/2023).
Ternyata, fasilitas impor sementara tidak bisa diberikan terhadap sembarang aktivitas impor. Ada 5 syarat yang perlu dipenuhi. Pertama, barang tidak habis pakai, baik secara fungsi atau bentuk.
Kedua, barang dapat diidentifikasi sebagai barang yang sama pada saat diekspor kembali. Ketiga, barang tidak mengalami perubahan bentuk secara hakiki.
Keempat, terdapat bukti pendukung bahwa barang akan diekspor kembali. Kelima, memiliki tujuan penggunaan yang jelas.
Lantas apa saja jenis barang yang bisa mendapat pembebasan atau keringanan bea masuk dalam impor sementara? Berikut ini adalah daftarnya.
Khusus terhadap barang impor sementara pada poin 1 sampai dengan 8, 10, 11, 12, 14, dan 15 berupa mesin dan peralatan untuk kepentingan produksi/pengerjaan proyek infrastruktur, barang yang digunakan untuk melakukan perbaikan, atau barang yang digunakan untuk melakukan pengetesan/pengujian, diberikan keringanan bea masuk. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.