KINERJA FISKAL

Ini Alasan Kemenkeu Tidak Buru-Buru Revisi APBN 2019

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 April 2019 | 10:47 WIB
Ini Alasan Kemenkeu Tidak Buru-Buru Revisi APBN 2019

Kepala BKF Kemenkeu Suahasil Nazara (kanan) saat memberikan paparan dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/4/2019). (foto: Twitter Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Otoritas fiskal menegaskan tidak akan terburu-buru merencanakan revisi APBN 2019. Berkaca dari tahun lalu, tidak adanya perubahan APBN justru membuat serapan anggaran lebih baik.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan wacana perubahan APBN 2019 masih terlalu dini. Wacana revisi tidak akan dilakukan tergesa-gesa karena akan memengaruhi kinerja serapan anggaran.

“Tahun lalu itu tidak ada APBNP dan kita dapat pembelajaran baik, yaitu K/L bisa konsentrasi melaksakan APBN sehingga tingkat penyerapan tahun lalu 99%,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/4/2019).

Baca Juga:
Ubah Proyeksinya, World Bank Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5 Persen

Menurutnya, dengan tidak adanya revisi anggaran negara, setiap kementerian dan lembaga bisa fokus bekerja. Dengan demikian, tidak ada waktu yang terbuang untuk menerka pos anggaran mana yang akan dikurangi atau bertambah sebagai implikasi dari revisi APBN.

Selain soal penyerapan anggaran, faktor lain otoritas fiskal tidak terburu-buru melakukan perubahan adalah implikasi dari melesetnya asumsi makro ekonomi. Ibarat dua sisi mata uang, asumsi makro ekonomi yang meleset tidak selamanya berdampak buruk.

Sebagai contoh, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang lebih rendah dari patokan US$70 per barel dalam APBN 2019. Efeknya tentu tidak hanya memengaruhi penerimaan negara, tapi juga meringankan beban subsidi energi pemerintah.

“Contoh ICP sekarang harga aktualnya di bawah asumsi. Efeknya kita telusuri, satu ke penerimaan negara mungkin lebih rendah dari yang diperkirakan, tapi subsidi juga lebih rendah. Jadi kita mau lihat secara komplet dan tidak buru-buru ambil keputusan. Patokannya kita lihat dalam satu semester,” jelas Suahasil. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ubah Proyeksinya, World Bank Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5 Persen

Rabu, 02 Oktober 2024 | 17:30 WIB KINERJA FISKAL

Kinerja PNBP Bisa Jadi Indikator Stabilitas Negara, Begini Alasannya

Minggu, 29 September 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Modus Baru Akali Inflasi, Mendagri Minta BPS Jaga Akurasi Data

Minggu, 29 September 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Mau Gunakan NPPN Usai PPh Final UMKM Habis, WP Wajib Pemberitahuan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN