INDIA

Inflasi Meroket, India Pilih Naikkan Tarif PPN atas 143 Barang

Syadesa Anida Herdona | Sabtu, 07 Mei 2022 | 12:30 WIB
Inflasi Meroket, India Pilih Naikkan Tarif PPN atas 143 Barang

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews – Kenaikan harga komoditas pokok di India terus berlanjut. Otoritas pajak setempat mulai mencari cara untuk tetap mengamankan penerimaan, salah satunya dengan menaikkan tarif pajak barang dan jasa (GST).

Rencananya, GST Council India menaikkan tarif pajak untuk 143 barang komoditas. Beberapa di antaranya adalah produk tas tangan, coklat, permen karet, parfum/deodoran, pakaian, dan aksesoris pakaian lainnya.

“[Sebanyak] 92% dari barang-barang yang termasuk dalam daftar 143 barang akan beralih dari tarif GST sebesar 18% menjadi 28%,” dilansir salah satu media di India, dikutip Sabtu (7/5/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Dalam 143 barang tersebut, tarif GST atas produk pangan papad dan gur akan naik dari tarif sebesar 0% menjadi 5%. Sementara itu, tarif GST untuk kenari diperkirakan akan naik menjadi 12% dari yang sebelumnya sebesar 5%.

Meja dan peralatan dapur yang terbuat dari kayu juga akan mengalami kenaikan tarif GST dari yang sebelumnya sebesar 12% menjadi 18%.

Lebih lanjut, dilansir DNA India, GST Council juga mempertimbangkan untuk memecah kelompok tarif 5% menjadi 3% dan 8%.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Hingga saat ini, terdapat 4 kelompok tarif GST yakni 5%, 12%, 18%, dan 28%. Kelompok tarif ketiga 18% memiliki 480 item dan menyumbang 70% dari total seluruh penerimaan GST.

Selain itu, ada juga daftar barang yang dikecualikan dari pengenaan GST. Pengecualian diberikan pada makanan tanpa merek dan tidak dikemas. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN