INDIA

India Berharap Konsensus Hadirkan Solusi Pemajakan Ekonomi Digital

Muhamad Wildan | Kamis, 16 September 2021 | 18:45 WIB
India Berharap Konsensus Hadirkan Solusi Pemajakan Ekonomi Digital

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews - India berharap keberadaan proposal Pilar 1: Unified Approach dapat menggantikan digital service tax (DST) yang diterapkan oleh berbagai negara dan equalization levy yang diterapkan oleh India.

Sekretaris Kementerian Keuangan India Rashmi Ranjan Das mengatakan pengenaan equalization levy atas perusahaan digital nonresiden oleh India sesungguhnya adalah bentuk respons terhadap proses negosiasi atas Pilar 1 yang lambat.

"Ketentuan nexus yang berlandaskan pada kehadiran fisik sudah tidak efektif dan tidak relevan di tengah perekonomian yang makin terdigitalisasi," ujar Das seperti dilansir Tax Notes International, dikutip Kamis (16/9/2021).

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Das mengatakan equalization levy dengan tarif sebesar 2% di India hanya akan benar-benar dicabut oleh pemerintah bila memang pajak yang ditargetkan terhadap e-commerce dan platform digital tersebut sudah tidak diperlukan lagi.

"Kami berharap konsensus para anggota Inclusive Framework yang rencananya akan dicapai pada Oktober bisa benar-benar memberikan solusi bagi yurisdiksi pasar dan membuat equalization levy ataupun DST menjadi tak diperlukan lagi," ujar Das.

Das mengatakan Pemerintah India berkomitmen penuh dan mendukung tercapainya konsensus atas Pilar 1 yang rencananya akan merealokasikan hak pemajakan atas residual profit korporasi besar global menuju yurisdiksi pasar.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Das mengatakan saat ini belum dapat diketahui secara pasti jumlah tambahan penerimaan pajak yang akan dinikmati yurisdiksi pasar berkat Pilar 1.

Pasalnya, hingga saat ini belum ada informasi yang memadai mengenai penghasilan yang diperoleh perusahaan asing. Dengan demikian, akan sangat sulit bagi setiap yurisdiksi untuk memproyeksikan seberapa besar tambahan penerimaan pajak yang diterima setiap negara dengan adanya Pilar 1.

"Meski demikian, kami berpandangan negara-negara pasar seperti India lambat laun akan mendapatkan manfaat dari konsensus ini," ujar Das. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?