PEREKONOMIAN INDONESIA

Indef: Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,3% Tahun Ini

Redaksi DDTCNews | Kamis, 09 Mei 2019 | 08:50 WIB
Indef: Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,3% Tahun Ini

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad.

JAKARTA, DDTCNews – Dengan berpijak pada capaian kuartal I/2019, pemerintah diimbau untuk merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipatok dalam APBN 2019.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang ada dalam APBN 2019 sudah selayaknya di revisi pemerintah. Pasalnya, asumsi pertumbuhan 5,3% tidak realistis untuk dicapai jika melihat kinerja pada kuartal I/2019.

“Untuk target sekarang tidak cukup dengan 5,07% pada triwulan I/2019,” katanya dalam konferensi pers Indef bertajuk 'Jalan Terjal Target Pertumbuhan', Rabu (8/5/2019).

Baca Juga:
Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Hitung-hitungannya, dengan asumsi 5,3% tahun ini maka setidaknya ekonomi pada tiga bulan pertama harus tumbuh di atas 5,1% sampai 5,15%. Dengan demikian, momentum peningkatan pada kuartal II/209 dapat diakselerasi dengan optimal.

Apalagi, pada kuartal II tahun ini ada momentum Ramadan dan Idul Fitri. Hajatan tahunan tersebut merupakan dorongan tambahan untuk meningkatkan denyut perekonomian dari sisi konsumsi rumah tangga.

Namun demikian, dengan realisasi kuartal I/2019 yang di bawah ekspektasi, perlu penghitungan ulang karena berdampak pula pada APBN. Tauhid secara realistis menilai ekonomi akan bertumbuh sebesar 5,2% tahun ini jika tidak ada gebrakan kebijakan dari pemerintah.

Baca Juga:
PP Tak Kunjung Terbit, Pengawasan Kripto Masih Ikut Aturan Bappebti

“Jadi misalnya sekarang hanya 5,07% dan di kuartal II sebesar 5,27% seperti tahun lalu maka kita hanya akan sampai 5,2% di akhir tahun. Jadi memang agak sulit,” paparnya.

Adapun gebrakan yang harus menjadi fokus kebijakan pemerintah hingga akhir tahun adalah menggenjot investasi dan ekspor. Kedua variabel ini menjadi titik lemah perekonomian nasional pada kuartal I/2019.

“Harus diukur untuk perbaiki sektor tadi yaitu investasi dan ekspor. Perlu perubahan mindset bukan hanya menarik investasi tapi juga menarik investasi yang masuk dalam global value chain atau rantai pasokan global,” tururnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Januari 2025 | 12:00 WIB RPJMN 2025-2029

Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Rabu, 08 Januari 2025 | 09:00 WIB KINERJA INVESTASI

Realisasi Investasi di KEK Sepanjang 2024 Capai Rp82,6 Triliun

BERITA PILIHAN
Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Validasi Foto pada Coretax Gagal Terus, Harus Bagaimana?

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:35 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Cukai Minuman Manis Paling Cepat Diterapkan di Semester II/2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Beberkan Jumlah WP yang Sudah Berhasil Bikin Faktur Lewat Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru

Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan