KEBIJAKAN PAJAK

Impor Vaksin Covid-19 Berlanjut, Fasilitas Perpajakan Terus Diberikan

Dian Kurniati | Minggu, 03 Oktober 2021 | 09:30 WIB
Impor Vaksin Covid-19 Berlanjut, Fasilitas Perpajakan Terus Diberikan

Ilustrasi. Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 di Puskesmas Merdeka, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/1/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menegaskan akan terus memberikan fasilitas perpajakan, termasuk atas impor vaksin, untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19.

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan mengatakan hingga saat ini Indonesia telah mendatangkan vaksin Covid-19 tahap ke-79. Menurutnya, Kementerian Keuangan melalui DJBC juga selalu memberikan fasilitas perpajakan atas impor tersebut.

"[Impor vaksin] Sudah sangat banyak, tetapi belum memenuhi target jumlah vaksin pemerintah, Ke depannya akan lebih banyak lagi pengiriman," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (3/10/2021).

Baca Juga:
Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Finari menuturkan fasilitas-fasilitas perpajakan yang sudah diberikan meliputi pembebasan bea masuk dan/atau cukai, PPN dan PPnBM tidak dipungut, serta pembebasan PPh Pasal 22 impor. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 188/2020.

Selain itu, pemerintah melalui PMK 148/2007 mengatur pelayanan segera atau rush handling agar impor vaksin Covid-19 bisa segera keluar dari pelabuhan. Fasilitas tersebut diberikan lantaran vaksin merupakan barang impor tertentu yang memerlukan pelayanan segera.

Finari menjelaskan fasilitas perpajakan dan layanan rush handling berlaku atas impor vaksin yang didanai menggunakan APBN dan skema hibah dari negara lain. Dia pun mencontohkan impor vaksin yang terakhir kali diberikan tersebut merupakan hibah dari pemerintah Perancis.

Baca Juga:
Terkendala Saat Gunakan CEISA 4.0, DJBC Bagikan Tips agar Lancar

Hibah vaksin dari pemerintah Perancis tersebut menjadi bagian dari mekanisme skema global Covax dari World Health Organization (WHO) yang bertujuan untuk memeratakan distribusi vaksin ke berbagai negara.

"Bea Cukai Soekarno-Hatta akan terus mengasistensi pengiriman vaksin ke Indonesia, pemberian fasilitas, serta pelayanan prima akan selalu diberikan demi memerangi wabah dan membantu memulihkan negeri," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN