JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan impor pada September menurun dibandingkan bulan sebelumnya dengan penurunan lebih tajam pada kinerja impor. Alhasil, neraca perdagangan surplus US$1,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya US$1,72 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan impor mencapai US$12,78 miliar atau turun 5,39% dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor mencapai US$14,54 miliar atau terkontraksi 4,51%. Menurutnya, penurunan tersebut bersifat musiman alias sementara.
"Ini sifatnya seasonal. Seasonal itu maksudnya dipengaruhi oleh hari-hari besar atau musim. Misalnya, mendekati Desember natal di mana pun kan jatuh pada 25 Desember. Itu akan berpengaruh (terhadap kinerja ekspor-impor)," ujarnya di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/10).
Secara rinci, impor minyak dan gas (migas) turun 3,79% secara bulanan menjadi US$1,93 miliar, sedangkan impor non migas turun 5,67% menjadi US$10,85 miliar. Jenis komoditas yang menurun impornya adalah mesin dan pesawat mekanik, kendaraan dan bagiannya, bahan kimia organik, kapal terbang dan bagiannya, serta, karet dan barang dari karet.
Adapun jika dilihat dari segi penggunaannya, penurunan impor yang terbesar dialami barang modal yaitu 7,13%, diikuti barang konsumsi 5,87%, dan bahan baku 4,96%. Meski begitu, jika dilihat secara kumulatif Januari-September 2017, impor barang modal tercatat naik 9,51% dibandingkan periode sama tahun lalu, demikian juga barang konsumsi naik 11,81%, dan bahan baku 15,21%.
Sementara itu, penurunan ekspor disebabkan oleh ekspor non migas yang terkontraksi 6,09% secara bulanan menjadi US$13,1 miliar. Dua sektor terbesar yang mengalami penurunan ekspor yakni pertanian dan industri pengolahan, yaitu masing-masing 17,39% dan 8,44%. Sedangkan ekspor migas masih meningkat 12,71% secara bulanan.
Jenis komoditas yang mengalami penurunan terbesar yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati yaitu sebesar 9,06%. Lalu, perhiasan permata turun 21,41%. Sementara itu, kenaikan terbesar adalah bahan bakar mineral yaitu naik 10,6% secara nilai dan 3,84% secara volume. Lalu, bubur kayu pulp naik 35,12% secara nilai dan 31,81% secara volume.
Secara akumulasi, surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-September 2017 tercatat sebesar US$10,87 miliar. Dengan rincian, ekspor US$123,36 miliar dan impor US$112,49 miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$6,41 miliar. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.