ARAB SAUDI

Imbas Kenaikan Tarif PPN, Angka Inflasi Masih Tinggi

Muhamad Wildan | Kamis, 17 Juni 2021 | 10:06 WIB
Imbas Kenaikan Tarif PPN, Angka Inflasi Masih Tinggi

Ilustrasi.

RIYADH, DDTCNews – Inflasi di Arab Saudi kembali meningkat menjadi 5,7% pada Mei 2021 dari bulan sebelumnya sebesar 5,3%. Kenaikan inflasi tersebut dinilai merupakan kelanjutan dari kenaikan tarif PPN sejak Juli 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) Arab Saudi menyatakan kenaikan inflasi didorong harga pangan yang melonjak sekitar 7,3%. Salah satu faktor penyebab kenaikan harga pangan di antaranya kenaikan tarif PPN dari 5% menjadi 15% pada tahun lalu.

"Secara khusus, kenaikan harga daging dan sayuran sangat luar biasa. Harga pangan menjadi pendorong utama laju inflasi Mei 2021," sebut BPS dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis (17/6/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Perlu dicatat, kenaikan harga pangan di Arab Saudi tak sepenuhnya didorong oleh tarif PPN. Harga pangan di negara-negara Arab secara umum tercatat mengalami peningkatan. Sebagai contoh, inflasi di Mesir tercatat mencapai 4,8% akibat kenaikan harga pangan.

Ekonom dari Capital Economics, James Swanston memperkirakan inflasi masih akan merangkak naik pada Juni 2021 dan akan kembali normal pada Juli 2021. Selanjutnya, inflasi Arab Saudi diperkirakan akan terjaga pada level 1—1,5% hingga 2023.

"Pada Juli, inflasi akan turun tajam akibat base effect dari kenaikan tarif PPN yang sudah tidak lagi diperhitungkan dalam perbandingan harga," ujar Swanston seperti dilansir arabnews.com.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sekadar informasi, Arab Saudi meningkatkan tarif PPN pada Juli 2020 sebagai respons penurunan harga minyak bumi yang selama ini menjadi andalan penerimaan negara. Dengan turunnya harga minyak, kerajaan pun mencari sumber lain untuk menyokong penerimaan.

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman sebelumnya menyatakan keputusan kenaikan tarif PPN merupakan keputusan yang berat. Namun, ia berjanji akan menurunkan tarif PPN menjadi 10% atau bahkan kembali ke 5% seperti sedia kala. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN