KEBIJAKAN PEMERINTAH

Imbas BBM Naik, BI Sebut Lonjakan Harga Barang akan Terasa 3 Bulan

Muhamad Wildan | Jumat, 23 September 2022 | 09:00 WIB
Imbas BBM Naik, BI Sebut Lonjakan Harga Barang akan Terasa 3 Bulan

Pekerja memanggul karung berisi beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Harga sejumlah jenis beras di sentra perdagangan beras Jakarta tersebut mengalami kenaikan dengan margin Rp1.000-Rp2.000 per kilogram sejak pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September 2022. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Indonesia pada September 2022 akan mencapai 5,89%. Proyeksi tersebut diperoleh berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan oleh BI.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan lonjakan inflasi pada bulan ini merupakan dampak langsung dari keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi pada 3 September 2022 lalu.

"Dampak penyesuaian harga BBM khususnya Pertalite dan Solar tidak hanya ke harga langsung, melainkan juga berdampak ke tarif angkutan," ujar Perry, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga:
Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Tak hanya menimbulkan peningkatan inflasi pada September, kenaikan harga BBM akan menimbulkan dampak lanjutan atau second round impact setidaknya selama 3 bulan ke depan. Artinya, harga-harga barang selain BBM juga akan ikut naik pada bulan-bulan berikutnya.

Secara keseluruhan, inflasi pada 2022 diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari 6%. Dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga BBM meningkatkan inflasi sebesar 1,8% hingga 1,9%.

"Setelah bulan-bulan itu, kenaikan inflasinya tidak akan besar dan tentu saja akan makin melandai," ujar Perry.

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Untuk diketahui, Indonesia tercatat mengalami inflasi di atas 4% sejak Juni 2022 dan telah memuncak ke level 4,94% pada Juli 2022. Lonjakan inflasi pada Juli 2022 disebabkan oleh inflasi komponen harga pangan bergejolak atau volatile food yang kala itu mencapai 11,47%.

Setelah melonjak pada Juli 2022, inflasi pada Agustus 2022 tercatat sedikit melambat ke level 4,69%. Inflasi volatile food pada bulan tersebut tercatat melunak ke level 8,93% berkat turunnya beberapa harga komoditas seperti cabai dan bawang merah.

Walau demikian, BPS mencatat harga beras dan telur ayam mulai merangkak naik. Kenaikan harga 2 produk pangan tersebut perlu diantisipasi mengingat keduanya memberikan andil besar terhadap inflasi. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Selasa, 04 Februari 2025 | 18:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Tindak Lanjuti Aktivasi Akun PKP, Fiskus Kunjungi Alamat Perusahaan

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Ketentuan Rekening dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Selain Belanja Online, CN Dipakai untuk Barang Jamaah Haji dan Hadiah

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen