TURKI

Erdogan Pangkas PPN Makanan Pokok Hingga 7%, Ini Alasannya

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 Februari 2022 | 12:00 WIB
Erdogan Pangkas PPN Makanan Pokok Hingga 7%, Ini Alasannya

Ilustrasi.

ANKARA, DDTCNews – Pemerintah Turki menurunkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 7% atas bahan pangan pokok demi meredam tingkat inflasi yang kian melonjak.

Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan tarif PPN untuk produk susu, buah, sayuran, dan bahan makanan pokok lainnya diturunkan dari 8% menjadi 1%. Kebijakan ini akan berlaku efektif mulai 14 Februari 2022.

“Sebagai bagian dari penyederhanaan sistem PPN, kami mengurangi PPN dari 8% pada produk sembako menjadi 1%. Kami sudah menerapkannya untuk tepung dan roti,” ujar Erdoğan seperti dilansir dailysabah.com.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Turki mengalami lonjakan inflasi tertinggi sepanjang 20 tahun terakhir. Per Januari 2022, indeks harga konsumen diketahui naik hingga mencapai 48.69% per tahun. Kemudian, angka inflasi atas makanan dan minuman nonalkohol menyentuh 55%.

Menanggapi peningkatan angka inflasi, Turki memutuskan untuk menurunkan PPN sebesar 7% atas makanan pokok guna melawan inflasi. Sejalan dengan kebijakan ini, Erdoğan meminta perusahaan ikut menurunkan harga jual produk sebesar 7% sesuai dengan pengurangan PPN.

Menteri Perdagangan Mehmet Muş pun menyiapkan denda bagi pelaku usaha yang ketahuan tidak menurunkan harga jual produknya setelah tarif PPN sudah dipangkas. Mehmet mewanti-wanti tindakan sepihak produsen yang ingin ambil untung akan merugikan masyarakat.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

“Masyarakat seharusnya tidak ragu bahwa kami akan mengenakan denda paling berat di toko-toko yang tidak mencerminkan pengurangan PPN dalam harga dan merugikan warga kami dengan kenaikan harga yang tidak adil,” katanya, Senin (14/2/2022).

Sebagai tindak lanjut, pemerintah berencana melakukan inspeksi harga di lapangan guna menghindari adanya kenaikan harga yang tidak adil. Di sisi lain, pemerintah juga bertekad untuk melakukan berbagai upaya dalam menurunkan inflasi hingga menjadi 1 digit pada 2023. (vallencia/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN