PRODUK DOMESTIK BRUTO

Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Mampu Tumbuh 5,2% Tahun Ini

Redaksi DDTCNews | Kamis, 16 Mei 2019 | 09:46 WIB
Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Mampu Tumbuh 5,2% Tahun Ini

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam Macro Economic Outlook 2019 di Plaza Mandiri, Rabu (15/5/2019).

JAKARTA, DDTCNews – Laju pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi tidak mampu mencapai asumsi yang sudah dipatok dalam APBN 2019 sebesar 5,3%. Ada beberapa tantangan yang berisiko menghambat akselerasi perekonomian.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan perekonomian Indonesia pada tahun ini mencapai 5,22%. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi faktor eksternal yang perlu diwaspadai karena berimplikasi negatif bagi negara emerging market seperti Indonesia.

“Risiko penurunan permintaan dunia dan kembali meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China sekarang ini akan menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi kedepannya,” katanya dalam Macro Economic Outlook 2019 di Plaza Mandiri, Rabu (15/5/2019).

Baca Juga:
Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Dia meminta agar pemerintah bisa memperhatikan betul dinamika domestik untuk menggenjot perekonomian. Setidaknya ada tiga aspek yang harus menjadi perhatian, yakni penjagaan konsumsi domestik, peningkatan kinerja ekspor, dan akselerasi kegiatan investasi

Ketiga aspek tersebut, menurut Andry, akan menentukan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Dia melihat kebijakan belanja pemerintah akan memengaruhi tingkat konsumsi nasional terutama untuk kelompok masyarakat bawah.

“Belanja pemerintah kami soroti karena berkontribusi kepada pembangunan nasional melalui belanja sosial dan transfer ke daerah,” paparnya.

Baca Juga:
PP Tak Kunjung Terbit, Pengawasan Kripto Masih Ikut Aturan Bappebti

Di sisi lain, upaya untuk mendorong ekspor dan investasi tidak kalah peliknya. Ekspor cenderung terkontraksi karena melemahnya permintaan dari negara tujuan ekspor Indonesia. Sementara itu, kegiatan investasi sedikit terdistorsi kegiatan politik pada kuartal I/2109. Oleh karena itu, kuartal II dan III menjadi periode krusial dalam kinerja perekonomian nasional.

“PMA [penanaman modal asing] yang terkontraksi sebesar 0,9% (yoy) pada tahun politik menunjukkan investor cenderung bersikapwait and see. Jadi, angka 5,22% sudah memperhitungkan hal tersebut sehingga angkanya tidak seagresif target pemerintah,” imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Januari 2025 | 12:00 WIB RPJMN 2025-2029

Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Rabu, 08 Januari 2025 | 09:00 WIB KINERJA INVESTASI

Realisasi Investasi di KEK Sepanjang 2024 Capai Rp82,6 Triliun

BERITA PILIHAN
Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Validasi Foto pada Coretax Gagal Terus, Harus Bagaimana?

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:35 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Cukai Minuman Manis Paling Cepat Diterapkan di Semester II/2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Beberkan Jumlah WP yang Sudah Berhasil Bikin Faktur Lewat Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru

Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan