Menko Perekonomian Darmin Nasution.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengklaim gejolak eksternal menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bergerak di level moderat sekitar 5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tiga pilar pertumbuhan ekonomi bersumber dari konsumsi, investasi, dan perdagangan. Sektor perdagangan paling terkena dampak dari perang dagang dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
“Dari segi eksternal, ekonomi kita ditarik ke bawah. Seandainya tidak ada itu [gejolak eksternal] dan neraca ekspor-impor kita seimbang maka sudah pasti ekonomi kita tumbuh di atas 5,17%,” katanya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2019, Selasa (12/3/2019).
Mantan Dirjen Pajak itu kemudian menguraikan beberapa dampak eksternal yang memukul kinerja ekspor nasional. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat misalnya, telah memberikan ekses negatif karena dua negara merupakan pasar utama produk Indonesia.
Dia pun menyebutkan pertumbuhan ekspor ke China pada 2018 sebesar 17,7%. Padahal, pada 2017 laju pertumbuhan ekspor dapat mencapai 45%. Adapun pertumbuhan ekspor RI ke Negeri Paman Sam mencapai 3,6% pada 2018. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 10,9%. Ekses perang dagang juga menumbuhkan nuansa proteksionisme bagi perdagangan internasional.
“Kinerja dagang ke India lebih jelek lagi karena hambatan ekspor kelapa sawit kita. Tahun lalu ekspor ke India -2,5%, angkanya tidak jauh dengan China di 2017 yang tumbuhnya 45%,” jelasnya.
Jebloknya neraca perdagangan ini, disebut Darmin, menjadi faktor penghambat laju ekonomi. Laju ekspor pada tahun lalu hanya tumbuh sekitar 8%. Sementara itu, nilai impor justru tumbuh doubel digit di atas 20%.
“Sebagai akibat [perang dagang] ekspor kita melambat cukup signifikan. Jadi tantangan kita sekarang adalah bagaimana tingkatkan ekspor dengan perluasan pasar dan jual komoditas baru,” imbuhnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.