FASILITAS PERPAJAKAN

DJBC Tebar Insentif Tambahan Kepabeanan untuk Perusahaan KITE

Dian Kurniati | Selasa, 28 April 2020 | 16:21 WIB
DJBC Tebar Insentif Tambahan Kepabeanan untuk Perusahaan KITE

Aktivitas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

JAKARTA, DDTCNews—Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) mulai memberikan sejumlah insentif tambahan untuk perusahaan penerima fasilitas kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE) di tengah pandemi Corona.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jakarta Decy Arifinsjah mengatakan DJBC telah memberikan izin fasilitas KITE tambahan kepada PT Surya Mandiri Tekstil Buana karena ikut memproduksi alat kesehatan guna memenuhi kebutuhan di tengah pandemi.

“Manfaat KITE ialah memberikan kemudahan pengembalian bea masuk demi mendorong peningkatan daya saing perusahaan, investasi, dan ekspor nasional,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/4/2020).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Penerbitan izin fasilitas kepabeanan, lanjut Decy, kini hanya perlu waktu satu jam setelah pemaparan profil dari pihak perusahaan. Pemaparan profil perusahaan juga bisa dilakukan melalui konferensi video guna mencegah penularan virus Corona.

Sebelum pandemi, perusahaan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas kepabeanan harus melalui prosedur tatap muka dengan petugas Bea Cukai.

Decy menambahkan Surya Mandiri merupakan perusahaan tekstil di bidang kain rajut dan pakaian seragam. Namun perusahaan juga memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Kapasitas produksi PT Surya Mandiri Tekstil Buana mencapai 50.000 potong pakaian per bulan untuk diekspor ke mancanegara.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 31/PMK.04/2020 untuk yang berisi berbagai tambahan fasilitas untuk perusahaan kawasan berikat dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).

Fasilitas tambahan itu antara lain pemasukan barang dari dalam negeri dalam rangka diolah untuk tujuan ekspor kini bebas dari pungutan PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Perusahaan KITE juga kini dapat melakukan penyerahan hasil produksi untuk diolah dan/atau digabungkan dengan hasil produksi kawasan berikat maupun KITE IKM dari sebelumnya dilarang.

Perusahaan KITE Pembebasan dan KITE IKM kini diperbolehkan untuk menjual produknya ke dalam negeri paling banyak 50% dari nilai ekspor tahun sebelumnya. KITE Pembebasan sebelumnya tidak boleh menjual hasil produksi ke dalam negeri, dan KITE IKM juga hanya boleh menjual sekitar 25%.

KITE Pembebasan dan KITE IKM juga dapat melakukan penyerahan hasil produksi untuk penanganan bencana virus Corona kepada pemerintah atau orang yang memperoleh pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor di dalam negeri tanpa mengurangi kuota penjualan lokal. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja