AMERIKA SERIKAT

Demokrat Minta Kenaikan Pajak Capital Gains Tidak Terlalu Tinggi

Muhamad Wildan | Sabtu, 04 September 2021 | 18:00 WIB
Demokrat Minta Kenaikan Pajak Capital Gains Tidak Terlalu Tinggi

Ilustrasi.

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Anggota parlemen dari Partai Demokrat meminta Presiden AS Joe Biden untuk mempertimbangkan kenaikan tarif pajak capital gains menjadi sebesar 28% dari usulan awal presiden sebesar 39,6%.

"Hampir sepertiga anggota House and Ways Committee mendorong kenaikan tarif pajak atas capital gains menjadi hanya sekitar 28%," ujar seorang pejabat yang dikutip foxbusiness.com, Minggu (5/9/2021).

Tak hanya itu, sebagian anggota Kongres AS dari Partai Demokrat juga menolak usulan penghapusan klausul stepped-up basis pada ketentuan pajak capital gains. Penghapusan klausul tersebut dinilai berpotensi membebani usaha kecil dan sektor pertanian.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Berbagai penolakan dari internal Partai Demokrat ini dipandang mengancam rencana kebijakan fiskal Biden secara keseluruhan. Sebab, Biden telah mencanangkan rencana belanja dengan nilai hingga US$3,5 triliun yang berfokus pada kesejahteraan sosial dan anak, serta pendidikan.

Berdasarkan perhitungan dari The Joint Committee on Taxation pada Kongres AS, penerimaan pajak yang hilang akibat klausul stepped-up basis di dalam ketentuan pajak capital gains mencapai US$43 miliar per tahun.

Bila ketentuan stepped-up basis dihapuskan dan tarif pajak capital gains naik dari 20% menjadi 39,6% sesuai dengan rencana Biden, pemerintah bisa mendapatkan tambahan penerimaan pajak hingga US$113 miliar selama 1 dekade ke depan.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Tak hanya masalah hitung-hitungan anggaran, rencana kebijakan pajak dan belanja Biden juga rawan gagal lantaran jumlah kursi yang dikuasai Partai Demokrat pada Kongres AS terbilang hampir sama seperti Partai Republik.

Pada Senat, Partai Demokrat dan Partai Republik sama-sama menguasai 50 kursi dari 100 kursi yang tersedia. Pada House of Representative, kursi yang diisi Partai Demokrat hanya 220 kursi dari 435 kursi yang tersedia, sedangkan Partai Republik menguasai 212 kursi. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN