Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani.
JAKARTA,DDTCNews—Pemerintah memprediksi dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 terhadap melonjaknya defisit anggaran diprediksi akan terasa hingga dua tahun ke depan atau 2023.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan defisit anggaran terhadap PDB tahun ini diprediksi menembus 5%, lebih besar dari amanat UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara yang mematok maksimal 3%.
“Dalam Perpu No.1/2020 ada peningkatan defisit di atas 3% dan diharapkan mampu dikendalikan dengan penurunan gradual pada 2022, sehingga pada 2023 angka defisit dapat dikendalikan di level 3%,” tuturnya, Selasa (21/4/2020).
Askolani menambahkan pemerintah akan menyusun sejumlah upaya agar defisit APBN bisa kembali sesuai dengan amanah UU. Nanti, antisipasi kebijakan akan diarahkan dalam kerangka jangka waktu menengah.
Strategi pertama dari otoritas fiskal adalah menyusun kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk 2021. Laporan tersebut menurutnya akan segera diserahkan kepada DPR pada bulan depan.
Selain itu, RAPBN 2021 yang tengah disusun juga menawarkan satu paket kebijakan yang diarahkan untuk menanggulangi dampak Covid-19. Dukungan kebijakan fiskal pemerintah akan dibuat secara gradual pada tahun depan dan 2022.
Setidaknya ada tiga agenda penting yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama, reformasi sistem perlindungan sosial. Kedua, reformasi sistem kesehatan. Ketiga, melakukan reformasi sistem pendidikan.
“Satu paket kebijakan penanganan Covid-19 bukan hanya diantisipasi untuk tahun ini, tapi bagaimana dukungan bisa berlanjut khususnya untuk melakukan reform social safety net, reform kesehatan dan pendidikan,” ujar Askolani. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.