Bahan paparan rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyebut outlook defisit APBN 2021 secara rasio akan mencapai 5,82% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut lebih besar dibanding target pada UU APBN 2021 sebesar 5,7% PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan outlook defisit APBN secara nominal senilai Rp961,5 triliun, lebih rendah dari target senilai Rp1.006,4 triliun. Meski demikian, dia menegaskan APBN 2021 tetap kredibel.
"Secara postur, APBN 2021 masih relatif cukup kredibel dari sisi keseluruhan," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (23/8/2021).
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN secara rasio terlihat lebih besar karena PDB Indonesia diperkirakan tidak sesuai target. Melesetnya target PDB disebabkan penyebaran Covid-19 varian Delta. Pertumbuhan PDB yang semula diperkirakan mencapai 5%, kini outlook-nya hanya 3,7%-4,5%.
Sri Mulyani menjelaskan outlook pendapatan negara 2021 senilai Rp1.735,7 triliun atau tumbuh 5,3% dari tahun lalu. Pada penerimaan pajak, outlook penerimaannya Rp1.142,5 triliun atau 92,9% dari target Rp1.229,6 triliun.
Meski terjadi shortfall Rp87,1 triliun, dia menilai kinerja pendapatan negara secara umum akan terbantu dengan penerimaan kepabeanan dan cukai serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
"Secara total hampir memenuhi sesuai undang-undang, [meskipun] secara komposisi mungkin agak berbeda," ujarnya.
Sementara dari sisi belanja, pemerintah menyebut outlook-nya akan mencapai Rp2.697,2 triliun atau tumbuh 3,9% dari tahun lalu. Menurut Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo telah meminta semua menteri, kepala lembaga, dan pemerintah daerah terus mengakselerasi belanja tersebut.
"Kami berharap tetap bisa mengawal karena tinggal 4 bulan," imbuhnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.