HADI POERNOMO:

Dari Dulu Hingga Kini, DJP Belum Berubah Jadi Lembaga Modern

Redaksi DDTCNews | Senin, 06 November 2017 | 17:38 WIB
Dari Dulu Hingga Kini, DJP Belum Berubah Jadi Lembaga Modern Mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo dalam diskusi perpajakan nasional di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (6/11). (Foto: DDTCNews)

SURABAYA, DDTCNews – Mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo menyatakan bentuk kelembagaan Ditjen Pajak sudah beberapa kali berubah selama Indonesia merdeka. Namun perubahan itu belum menjadikan Ditjen Pajak sebagai lembaga yang modern.

Mantan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini juga mengatakan perubahan Ditjen Pajak menjadi Badan Penerimaan Pajak (BPP) dan terlepas dari naungan Kementerian Keuangan masih jadi bahasan pemerintah yang cukup alot. Rencana itu sudah tercantum dalam draf RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

“Jika Ditjen Pajak tidak dipisah dari naungan Kementerian Keuangan, maka bisa disebut dengan Departemen Tradisional. Penilaian ini berdasarkan hasil kajian AIPEG (Australia Indonesia Partnership for Economic Governance) 2004,” ujarnya di di Universitas Airlangga Surabaya, Senin (6/11).

Baca Juga:
Tarif Bunga Pajak Daerah Tidak Lagi 2 Persen, Ini Rancangan Aturannya

Hadi mengatakan model Departemen Tradisional bekerja dalam skema yang kaku, terbatasnya kewenangan dan spesifik unik, multitafsir dan kurang dipercaya publik. Sementara model lembaga modern memiliki kewenangan lebih besar, fleksibel, adaptif, efektif, efisien dan lebih dipercaya publik.

Dia menegaskan jika Ditjen Pajak terlepas dari naungan Kementerian Keuangan maka kinerjanya akan semakin meningkat. Pasalnya, Ditjen Pajak dapat mengadopsi skema lembaga modern yang mampu meningkatkan rasa percaya publik kepada otoritas pajak.

Di samping itu, Hadi menjelaskan dari sisi sejarah, Ditjen Pajak sejatinya dimulai sejak tahun 1942 melalui tahapan Djawatan Padjak di bawah Zaimubu yang meliputi Djawatan Padjak, Bea Cukai dan Padjak Hasil Bumi. Kemudian dilanjut pada tahun 1945 berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor 2/SD Urusan Bea di tangan Departemen Keuangan Bahagian Padjak.

Baca Juga:
RPP Ketentuan Umum Pajak Daerah Ditargetkan Selesai Bulan Depan

Tahapan sejarah Ditjen Pajak selanjutnya yakni pada tahun 1964 melalui Djawatan Padjak berubah menjadi Direktorat Padjak di bawah pimpinan Menteri Urusan Pendapatan Negara. Lalu pada tahun 1966, Direktorat Padjak kembali diubah menjadi Ditjen Pajak.

Sejarah terbentuknya Ditjen Pajak pun tidak berhenti di tahapan tersebut, namun berlanjut dalam RUU KUP yang terbit pada tahun 2016. RUU KUP itu mengusung Ditjen Pajak menjadi lembaga di bawah pengawasan Presiden secara langsung. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 13 November 2022 | 14:00 WIB RUU KETENTUAN UMUM PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Tarif Bunga Pajak Daerah Tidak Lagi 2 Persen, Ini Rancangan Aturannya

Selasa, 25 Oktober 2022 | 08:34 WIB BERITA PAJAK HARI INI

RPP Ketentuan Umum Pajak Daerah Ditargetkan Selesai Bulan Depan

Jumat, 31 Desember 2021 | 13:30 WIB KILAS BALIK NOVEMBER 2021

43 Aturan Turunan UU HPP Disiapkan, Ini Catatan Penting November 2021

Jumat, 31 Desember 2021 | 09:30 WIB KILAS BALIK SEPTEMBER 2021

September 2021: Diskon Pajak Mobil Diperpanjang & Uji Coba e-Meterai

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN