PMK 184/2015

Catat! Pemeriksaan Pajak Bisa Dilakukan karena Pembubaran Badan Usaha

Redaksi DDTCNews | Senin, 20 Februari 2023 | 16:30 WIB
Catat! Pemeriksaan Pajak Bisa Dilakukan karena Pembubaran Badan Usaha

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi salah satu alasan dilakukannya pemeriksaan dengan tujuan lain oleh otoritas pajak. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 184/2015.

Pemeriksaan pajak tidak hanya disebabkan adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang menyatakan rugi. Berdasarkan Pasal 70 huruf b PMK 184/2015, wajib pajak dapat diperiksa untuk tujuan lain, salah satunya penghapusan NPWP.

"Pemeriksaan untuk tujuan lain ... dilakukan dengan kriteria antara lain ... penghapusan NPWP," bunyi penggalan dari Pasal 70 huruf b PMK 184/2015, dikutip Senin (20/2/2023).

Baca Juga:
Apa Saja Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Setelah Punya NPWP?

Perlu dipahami, wajib pajak badan berupa perseroan terbatas (PT) ataupun persekutuan komanditer (CV) akan mendapatkan NPWP atas badan usaha yang beroperasi. Otoritas pajak menerbitkan NPWP agar badan usaha yang beroperasi menjalankan kewajiban penyetoran serta pelaporan pajak.

Ketika badan usaha dibubarkan, wajib pajak perlu menghapus NPWP badan. Alasannya, NPWP yang berstatus aktif membuat seluruh kewajiban pelaporan pajak tahunan atas badan usaha tetap perlu dilakukan. Kewajiban perpajakan yang perlu dijalankan adalah pelaporan dengan status nihil.

Pelaporan nihil yang dimaksud mencakup pelaporan SPT Masa PPh 21/26 Desember dan SPT Tahunan badan. Hal terkait dengan pelaporan SPT Masa PPh 21/26 nihil diatur dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a PMK 9/2018.

Baca Juga:
Agustus 2024: Aturan Akses Informasi Keuangan untuk Perpajakan Diubah

"Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 dan/ atau PPh Pasal 26 yang dipotong pada Masa Pajak Desember nihil, kewajiban untuk melaporkan PPh Pasal 21 dan/ atau PPh Pasal 26 ... tetap berlaku," bunyi penggalan dari Pasal 10 ayat 2 huruf a PMK 9/2018, dikutip Senin (20/2/2023).

Melalui uraian aturan di atas, bisa disimpulkan bahwa wajib pajak yang memilih untuk menghapus NPWP-nya perlu memperhatikan kembali kewajiban perpajakan badan usaha di masa lalu. Sebelum mengajukan penghapusan NPWP, wajib pajak perlu memastikan seluruh kewajiban perpajakan di masa lalu sudah dipatuhi sesuai aturan.

Jika ada kewajiban perpajakan yang belum usai, wajib pajak diimbau untuk 'melunasinya' terlebih dulu sebelum menghapus NPWP. Hal ini mengingat Ditjen Pajak (DJP) dapat melakukan pemeriksaan tujuan lain karena adanya penghapusan NPWP. (Sabian Hansel/sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 30 Desember 2024 | 13:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

Apa Saja Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Setelah Punya NPWP?

Minggu, 29 Desember 2024 | 15:00 WIB KILAS BALIK 2024

Agustus 2024: Aturan Akses Informasi Keuangan untuk Perpajakan Diubah

Minggu, 29 Desember 2024 | 07:30 WIB KILAS BALIK 2024

Juli 2024: NIK sebagai NPWP Mulai Berlaku, e-Faktur 4.0 Diluncurkan

Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Tersangka Penggelapan PPN Mengaku Kapok Setelah Bayar Denda 300 Persen

BERITA PILIHAN
Senin, 30 Desember 2024 | 19:30 WIB KPP PMA SATU

PIC Bisa Tunjuk Karyawan untuk Akses Coretax DJP secara Spesifik

Senin, 30 Desember 2024 | 19:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Partai Republik Minta Trump Setop Program Lapor SPT Gratis Era Biden

Senin, 30 Desember 2024 | 18:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Pencatatan dalam Kepabeanan dan Cukai?

Senin, 30 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

Senin, 30 Desember 2024 | 17:30 WIB MAHKAMAH AGUNG

MA Berlakukan Hasil Rapat Pleno Kamar, Termasuk Soal Perkara Pajak

Senin, 30 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

Oktober 2024: Sri Mulyani Dilantik Lagi Jadi Menkeu, USKP Dievaluasi

Senin, 30 Desember 2024 | 16:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Kembali dari Luar Negeri, Hati-Hati Penipuan e-CD Lewat Link Palsu

Senin, 30 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PPN

Tolak PPN 12 Persen, Rieke Diah Pitaloka Dipanggil MKD

Senin, 30 Desember 2024 | 15:39 WIB KONSULTASI CORETAX

Segera Berlaku, Bagaimana Cara Login Coretax dan Masuk ke Role Access?

Senin, 30 Desember 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Mulai Masa Pajak Januari 2025, Rekam e-Faktur via Aplikasi Coretax