KETENAGAKERJAAN

BPS: Masih Ada 6,82 Juta Penduduk yang Menganggur

Redaksi DDTCNews | Selasa, 07 Mei 2019 | 13:22 WIB
BPS: Masih Ada 6,82 Juta Penduduk yang Menganggur

Ilustrasi pengunjung sebuah jobfair. 

JAKARTA, DDTCNews – Masih ada 6,82 juta orang di Indonesia yang menganggur pada Februari 2019. Jumlah tersebut setara dengan 5,01% dari total jumlah angkatan kerja sebanyak 136,18 juta orang.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru keadaan ketenagakerjaan pada Februari 2019. Hasilnya, jumlah angkatan kerja pada periode tersebut tercatat sebanyak 136,18 juta orang, naik 1,67% dibandingkan kondisi pada Februari 2018 sebanyak 133,94%.

Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut tidak diikuti signifikannya serapan dari lapangan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 129,36 juta orang atau naik 1,80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 127,07 juta orang.

Baca Juga:
Naikkan Kualitas SDM, Pengusaha Diimbau Gunakan Insentif Pajak Vokasi

Alhasil, masih ada 6,82 juta orang angkatan kerja yang masih menganggur. Jumlah ini hanya turun tipis yakni 0,73% dibandingkan dengan posisi pada Februari 2018 sebanyak 6,87 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat turun dari 5,13% menjadi 5,01%.

“TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja,” demikian penjelasan BPS, seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (7/5/2019).

Jika ditinjau dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan TPT di perdesaan. TPT perkotaan pada Februari 2019 tercatat sebanyak 6,30%, turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,34%.

Baca Juga:
Pemanfaatan Supertax Deduction Litbang Masih Sepi, akan Ada Relaksasi?

Sementara itu, TPT perdesaan pada Februari 2019 sebanyak 3,45% atau turun 0,27 persentase poin dibandingkan kondisi pada Februari 2018 sebanyak 3,72%.

Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat pendidikannya, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menduduki posisi tertinggi yakni 8,63%. Selanjutnya, TPT tertinggi kedua di tingkat Diploma I/II/III sebanyak 6,89%. TPT di tingkat SMA dan universitas masing-masing tercatat 6,78% dan 6,24%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 13 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Naikkan Kualitas SDM, Pengusaha Diimbau Gunakan Insentif Pajak Vokasi

Senin, 23 September 2024 | 12:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pemanfaatan Supertax Deduction Litbang Masih Sepi, akan Ada Relaksasi?

Kamis, 19 September 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU DUA

Gali Potensi Pajak dari TKA, KPP Lakukan Sinergi dengan Kemenkumham

Rabu, 04 September 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Supertax Deduction Vokasi Kurang Promosi, Ini Kata Rosan Roeslani

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN