KINERJA KEMENTERIAN KEUANGAN

Begini Strategi Sri Mulyani Bangun Kepercayaan Masyarakat

Dian Kurniati | Minggu, 20 September 2020 | 16:01 WIB
Begini Strategi Sri Mulyani Bangun Kepercayaan Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) saat berbicara pada ADB Seminar Series 2020, Jumat (18/9/2020). (Foto: Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tantangan berat dalam membangun kepercayaan masyarakat di tengah pandemi virus Corona.

Di depan menteri keuangan negara-negara anggota Asian Development Bank (ADB), Sri Mulyani menyebut salah satu strategi pemerintah Indonesia membangun kepercayaan masyarakat adalah dengan selalu transparan mengenai data.

"Kepercayaan masyarakat sangat penting. Kami membutuhkan kepercayaan itu untuk membangun kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya saat berbicara pada acara ADB Seminar Series 2020, Jumat (18/9/2020).

Baca Juga:
Dorong Inklusi Keuangan, Indonesia Dapat Pinjaman US$500 Juta dari ADB

Sri Mulyani mengatakan transparansi data itu diawali dengan mengungkapkan semua perkembangan kasus virus Corona kepada masyarakat. Mulai dari jumlah sampel yang diuji, jumlah masyarakat yang positif tertular virus Corona, tempat perawatan, hingga cara pemerintah merawat pasien.

Menurutnya, penanganan masalah sebesar pandemi virus Corona tidak cukup dengan hanya memiliki anggaran yang besar, karena masyarakat juga akan mempertanyakan penggunaan uang tersebut.

Oleh karena itu, Menkeu mengklaim, pemerintah akan selalu berusaha terbuka melaporkan penggunaan dana penanganan virus Corona kepada masyarakat.

Baca Juga:
ADB Setujui Pinjaman Rp7,58 Triliun, Dipakai untuk Transisi Energi

Di Indonesia, Sri Mulyani menyebutkan pemerintah telah mengalokasikan dana besar untuk penanganan kesehatan, melindungi masyarakat miskin, menopang usaha kecil dan menengah, serta membantu pemulihan korporasi.

Menurutnya pemerintah telah berusaha menyalurkan dana tersebut secara tepat sasaran walaupun terganjal masalah data penerimanya. "Idealnya Anda memiliki data yang lengkap, tetapi biasanya tidak demikian," ujarnya

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut pemerintah sempat kesulitan menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat karena harus menghimpun dan mencocokkan nama, alamat, hingga nomor rekening.

Baca Juga:
ADB Perkirakan Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen pada 2024-2025

Apalagi, penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dan tersebar pada wilayah yang luas. Menurutnya pemerintah bahkan tetap harus transparan walaupun data yang dimiliki tidak sempurna.

"Jika Anda tidak memiliki data yang sempurna, maka setidaknya jujurlah. Memang bisa terjadi eror, tapi kami akan terus memperbaikinya. Masyarakat juga menjadi tahu apa yang sedang dilakukan pemerintah," katanya. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

20 September 2020 | 23:19 WIB

Transparansi penggunaan APBN dan akuntabilitas aparatur serta pejabat negara dapat membantu meningkatlan kepercayaan di masyarakat bahwa pemerintah kompeten dan serius menanggulangi wabah Covid-19 ini. Pemerintah juga selain memberikan insentif fiskal turut memberikan bantuan sosial seperti BLT yang dapat meringankan beban yang ditanggung masyarakat saat ini.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 08 Desember 2024 | 12:00 WIB PINJAMAN LUAR NEGERI

Dorong Inklusi Keuangan, Indonesia Dapat Pinjaman US$500 Juta dari ADB

Sabtu, 21 September 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

ADB Setujui Pinjaman Rp7,58 Triliun, Dipakai untuk Transisi Energi

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

ADB Perkirakan Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen pada 2024-2025

Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL

Melihat Porsi Belanja Perpajakan di Negara Anggota ADB

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?