KEBIJAKAN KEPABEANAN

Bawa Oleh-Oleh Makanan dari Luar Negeri, Maksimal 5 Kg Per Penumpang

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 09 Maret 2024 | 12:00 WIB
Bawa Oleh-Oleh Makanan dari Luar Negeri, Maksimal 5 Kg Per Penumpang

Ilustrasi. Sejumlah penumpang berjalan menuju terminal kedatangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (20/10/2022). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membatasi berat produk olahan makanan yang boleh dibawa oleh penumpang dari luar negeri ketika masuk ke daerah pabean. Setiap penumpang hanya boleh membawa produk pangan maksimal 5 kilogram (kg) untuk keperluan pribadi, termasuk untuk oleh-oleh.

Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menjelaskan pembatasan ini diberlakukan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari masuknya produk pangan yang tidak terjamin kualitas dan mutunya. Dalam praktiknya, petugas bea cukai yang akan melakukan pengawasan terhadap setiap penumpang yang tiba dari luar negeri.

"BPOM membatasi kegiatan importasi makanan baik yang dibawa sebagai barang bawaan pribadi penumpang dan barang kiriman dari luar negeri," tulis DJBC melalui akun media sosial, dikutip pada Sabtu (8/3/2024).

Baca Juga:
Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Lantas bagaimana jika seorang penumpang membawa produk makanan lebih dari 5 kg?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, DJBC memberikan simulasi. Misalnya, seseorang membawa oleh-oleh berupa makanan seberat 20 kg. Padahal sesuai aturan yang berlaku hanya 5 kg saja yang diizinkan.

Karenanya, atas kelebihan oleh-oleh berupa makanan seberat 15 kg akan ditegah importasinya. Kemudian produk tegahan itu akan dimusnahkan karena tidak sesuai dengan aturan BPOM.

Baca Juga:
Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Selama Februari 2024, DJBC telah mengamankan 1 ton roti milk bun asal Thailand yang dibawa oleh penumpang. Sebanyak 2.564 potong roti dengan nilai Rp400 juta itu kemudian dimusnahkan. Total ada 33 penindakan selama Februari 2024 terhadap penumpang yang secara berlebihan membawa mlik bun asal Thailand.

Dari 33 penindakan, rata-rata setiap penumpang membawa puluhan hingga ratusan potong milk bun berbagai varian. Jumlah ini tidak wajar jika untuk konsumsi pribadi sehingga besar dugaan untuk tujuan komersial atau jasa titipan (jastip). (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

BERITA PILIHAN
Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:30 WIB CORETAX SYSTEM

Integrasikan Pengawasan WP, Coretax Perlu Terhubung ke Semua Instansi

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Ubah Aturan Penyetoran PPh PHTB oleh Instansi Pemerintah

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Ketentuan Rekening dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:00 WIB PMK 136/2024

Mengawal Pajak Minimum Global Sejak Awal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:30 WIB KABUPATEN SLEMAN

Ada Kenaikan NJOP, Pemda Pastikan Tidak Berlaku Massal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:00 WIB APBN 2025

Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

Selasa, 04 Februari 2025 | 09:10 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Airlangga Minta Ada Perlakuan Khusus Bagi PKP Consumer Goods

Senin, 03 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 7/2025

Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah