ADMINISTRASI PAJAK

Batasan Nilai Transaksi yang Dipotong PPN oleh BUMN dan Pemerintah

Redaksi DDTCNews | Jumat, 10 Mei 2024 | 14:30 WIB
Batasan Nilai Transaksi yang Dipotong PPN oleh BUMN dan Pemerintah

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Contact center Ditjen Pajak (DJP), Kring Pajak memberikan penjelasan kepada warganet terkait dengan batasan nilai transaksi yang dipotong PPN oleh instansi pemerintah dan BUMN.

Sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a PMK 8/2021, PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut oleh BUMN dalam hal jumlah pembayaran paling banyak Rp10 juta, termasuk jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang.

“[Selain itu, jumlah pembayaran tersebut] bukan merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih dari Rp10 juta,” sebut Kring Pajak di media sosial, Jumat (10/5/2024).

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sementara itu, berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf a PMK-59/2022, PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut oleh instansi pemerintah dalam hal pembayaran barang atau jasa jumlahnya paling banyak Rp2 juta rupiah, tidak termasuk jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang

“[Selain itu, pembayaran tersebut juga] bukan merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih dari Rp2 juta,” jelas Kring Pajak.

Sebagai informasi, pemotong PPN atau PPN dan PPnBM merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan pengusaha kena pajak (PKP).

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau penyerahan jasa kena pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN dan PPnBM.

Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP jika melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean dan/atau melakukan ekspor BKP, JKP, dan/atau ekspor BKP Tidak Berwujud. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Dr. Bambang Prasetia 10 Mei 2024 | 21:39 WIB

Baiknya ya semua transaksi tetap diadministrasikan dlm suatu sytem, alibi memakan server data yg cukup besar spt apapun. Itu menjadi yg tdk terpisahkan dlm system aplikasi informasi perpajakan. Bank data itu jgn dipotong2 krn sytem admin perpajakan disemua institusi dan lembaga juga swasta maupun lainnya.. harus difilling dgn baik dan akurat... Data itu menjadi kepastian hukum WP.

Dr. Bambang Prasetia 10 Mei 2024 | 21:39 WIB

Baiknya ya semua transaksi tetap diadministrasikan dlm suatu sytem, alibi memakan server data yg cukup besar spt apapun. Itu menjadi yg tdk terpisahkan dlm system aplikasi informasi perpajakan. Bank data itu jgn dipotong2 krn sytem admin perpajakan disemua institusi dan lembaga juga swasta maupun lainnya.. harus difilling dgn baik dan akurat... Data itu menjadi kepastian hukum WP.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tempat Tinggal Berubah, Apakah Harus Pindah KPP Terdaftar?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah