Menkeu Sri Mulyani dengan materi paparannya dalam konferensi pers APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat kinerja APBN pada kuartal I/2023 kembali mengalami surplus senilai Rp128,5 triliun. Angka tersebut setara 0,61% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan surplus yang terjadi menandakan pengelolaan APBN masih kuat. Surplus terjadi karena realisasi pendapatan negara tercatat Rp647,2 triliun, sedangkan belanja negara tercatat senilai Rp518,7 triliun.
"Ini adalah surplus yang cukup meyakinkan, yaitu 0,61% dari GDP kita," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin(17/4/2023).
Sri Mulyani mengatakan surplus APBN pada kuartal I/2023 jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022. Pada saat itu, APBN juga mengalami surplus senilai Rp11,1 triliun atau 0,06% PDB.
Pada APBN 2023, pemerintah merancang defisit senilai Rp598,2 triliun atau 2,84% PDB. Menurut menkeu, pemerintah akan terus berupaya menyehatkan APBN setelah bekerja keras menjaga perekonomian selama pandemi.
Dia menyebut pendapatan negara hingga Maret 2023 mengalami pertumbuhan sampai dengan 29%. Dia mencatat pendapatan negara yang sejumlah Rp647,2 triliun, utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan.
Penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp504,5 triliun, yang terdiri atas penerimaan pajak Rp432,2 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp72,2 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp142,7 triliun.
"Dari perpajakan sudah dikumpulkan Rp504,5 triliun atau tumbuh 25,4%," ujarnya.
Dari sisi belanja, lanjut Sri Mulyani, realisasinya senilai Rp518,7 triliun, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp347,3 triliun serta belanja transfer ke daerah Rp171,4 triliun. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.