RAPBN 2019

Amblasnya Tax Buoyancy Bayangi Pencapaian Target

Kurniawan Agung Wicaksono | Selasa, 21 Agustus 2018 | 11:59 WIB
Amblasnya Tax Buoyancy Bayangi Pencapaian Target

Perkembangan tax buoyancy. (DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews – Amblasnya elastisitas penerimaan pajak terhadap laju produk domestik bruto atau tax buoyancy diperkirakan masih akan membayangi upaya pencapaian target penerimaan perpajakan tahun depan.

Berdasarkan data yang dipaparkan pemerintah dalam dokumen Nota Keuangan dan RAPBN 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak diikuti oleh penerimaan perpajakan yang setara. Dengan demikian, tax buoyancy amblas di bawah 1%.

Tax buoyancy untuk perpajakan pada 2013 mencapai 0,89% dan bergerak dengan kencenderungan mengerut hingga pada 2017 mencapai 0,48%. Sementara, dari data Kemenkeu yang diolah, tax buoyancy untuk pajak saja mencapai 0,43% pada 2017.

Baca Juga:
Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Rendahnya tax buoyancy ini, menurut pemerintah, menunjukkan masih adanya potensi penerimaan perpajakan dari kegiatan ekonomi yang tidak dapat ditangkap secara optimal. Hal ini dapat menjadi refleksi sangat dibutuhkannya perbaikan perpajakan di Tanah Air.

Tax buoyancy menjadi sangat penting untuk mewujudkan penerimaan perpajakan yang berkelanjutan seiring dengan tumbuhnya ekonomi,” tulis pemerintah dalam dokumen tersebut, seperti dikutip pada Selasa (21/8/2018).

Performa ini juga dinilai sangat berkaitan erat dengan tingginya shadow economy dan rendahnya kepatuhan pembayar pajak. Besaran shadow economy di negara berkembang seperti Indonesia bisa mencapai 30%-40% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga:
DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Shadow economy, dalam sudut pandang perpajakan, disebut hard to tax sectors. Ini terjadi baik lewat usaha legal dari sektor informal, maupun usaha ilegal yang sengaja dijalankan untuk menghindari kewajiban administratif dan perpajakan.

“Untuk itu, diperlukan upaya penggalian potensi pajak untuk mendapatkan penambahan WP baru dari aktivitasshadow economy,” papar pemerintah.

Dalam RAPBN 2019, pemerintah menyodorkan target penerimaan perpajakan senilai Rp1.781 triliun, naik 15% dibandingkan outlook tahun ini Rp1.548,5 triliun atau 10,1% dibandingkan target dalam APBN 2018 senilai Rp1.618,1 triliun.

Baca Juga:
APBN 2025 Diundangkan, Penerimaan Perpajakan Dipatok Rp2.491 Triliun

Dari nilai tersebut, target penerimaan pajak mencapai Rp1.572 triliun, naik 16,4% dibandingkan outlook tahun ini Rp1.351 triliun atau 10,3% dibandingkan dengan target dalam APBN tahun ini senilai Rp1.424,0 triliun.

Dari target penerimaan pajak itu, pemerintah menyodorkan target penerimaan pajak nonmigas senilai Rp1.510 triliun. Angka itu naik 16,6% dibandingkan dengan outlook tahun ini senilai Rp1.296 triliun atau 9% dibandingkan dengan target APBN 2018 senilai Rp1.385,9 triliun. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Senin, 21 Oktober 2024 | 15:30 WIB HUT KE-17 DDTC

DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:00 WIB KAMUS PERPAJAKAN

Apa Itu Collecting Agent dalam Penerimaan Negara?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja