IMPORTASI BARANG KIRIMAN

Ambang Batas Pembebasan Bea Masuk Diturunkan, Ketentuan Diperketat

Kurniawan Agung Wicaksono | Minggu, 16 September 2018 | 19:35 WIB
Ambang Batas Pembebasan Bea Masuk Diturunkan, Ketentuan Diperketat

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Selain menaikkan tarif pajak penghasilan pasal 22 untuk 1.147 komoditas, Kementerian Keuangan memperketat regulasi impor barang kiriman.

Pengetatan regulasi ini, salah satunya dilakukan dengan menurunkan ambang batas (threshold) pembebasan bea masuk atas impor barang kiriman yang dipakai langsung. Dalam regulasi yang baru, nilai ambang batas dipatok senilai US$75, turun dari regulasi saat ini US$100.

Ketentuan yang baru ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112/PMK.04/2018. Beleid yang berlaku 30 hari sejak tanggal diundangkannya, 10 September 2018, ini merupakan perubahan dari PMK No. 182/PMK.04/2016 tentang Ketentuan Impor Barang Kiriman.

Baca Juga:
Hindari Perbedaan HS Code, Importir Bisa Ajukan PKSI

“Barang Kiriman yang diimpor untuk dipakai dapat diberikan pembebasan bea masuk dengan nilai pabean paling banyak FOB US$75,” demikian isi pasal 13 ayat (1) PMK No. 112/PMK.04/2018, seperti dikutip pada Minggu (16/9/2018).

Selain itu, Kemenkeu juga memperketat ketentuan dengan beleid baru dalam pasal 13 ayat (1a). Dalam ayat tersebut, Otoritas Fiskal menegaskan pembebasan bea masuk itu diberikan untuk penerima barang per satu hari.

Di samping ketentuan satu hari tersebut, pembebasan bea masuk juga bisa diberikan lebih dari satu kali pengiriman dalam sehari. Namun, nilai pabean atas keseluruhan barang kiriman itu tidak melebihi FOB US$75.

Jika nilai pabean barang kiriman ini melebihi ambang batas US$75, sesuai amanat pasal 13 ayat (2), bea masuk dan pajak dalam rangka impor akan dipungut atas seluruh nilai pabean barang kiriman tersebut. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 25 Oktober 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Hindari Perbedaan HS Code, Importir Bisa Ajukan PKSI

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

BERITA PILIHAN
Jumat, 25 Oktober 2024 | 17:00 WIB KAMUS PERPAJAKAN

Update 2024, Apa itu Wilayah Pengembangan Industri (WPI)?

Jumat, 25 Oktober 2024 | 15:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP: Restitusi Bakal Bisa Dicairkan ke Rekening atau Deposit Pajak WP

Jumat, 25 Oktober 2024 | 14:30 WIB PERPRES 139/2024

Peraturan Kementerian Baru di Bawah Komando Prabowo, Download di Sini!

Jumat, 25 Oktober 2024 | 12:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Pemprov Beri Diskon Pajak Kendaraan untuk Penyandang Disabilitas

Jumat, 25 Oktober 2024 | 12:00 WIB PETA JALAN EKONOMI BIRU

Geliatkan Ekonomi Biru, Kemudahan Izin dan Keringanan Pajak Disiapkan

Jumat, 25 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

Kriteria Alat Berat yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Daerah

Jumat, 25 Oktober 2024 | 10:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: NSFP Bakal Diberikan Otomatis Setelah PKP Submit Faktur

Jumat, 25 Oktober 2024 | 10:00 WIB PROVINSI BENGKULU

Ada Opsen Pajak, Pemprov Minta Kabupaten/Kota Ikut Dorong Kepatuhan WP

Jumat, 25 Oktober 2024 | 09:30 WIB NIGERIA

Nigeria Bakal Kenakan PPN 15 Persen untuk Barang Mewah