Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi video, Senin (13/9/2021).
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat insentif usaha pada program pemulihan ekonomi nasional hingga saat ini sudah terserap Rp57,92 triliun atau 92% dari total anggaran yang dialokasikan senilai Rp62,83 triliun.
"Insentif usaha di kuartal II Rp45,07 triliun menjadi Rp57,92 triliun," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melalui konferensi video, Senin (13/9/2021).
Seperti diketahui, pemerintah telah memberikan berbagai insentif perpajakan untuk mendukung pemulihan dunia usaha dari tekanan pandemi Covid-19 di antaranya PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP).
Kemudian, PPh final UMKM DTP, pembebasan PPh Pasal 22 impor, pembebasan bea masuk, pengurangan angsuran PPh Pasal 25, restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat, serta PPN atas sewa unit di mal DTP.
Selain itu, terdapat juga insentif untuk mendorong konsumsi kelas menengah antara lain seperti pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) DTP untuk kendaraan bermotor (mobil) dan PPN DTP untuk rumah.
Airlangga menambahkan realisasi program PEN hingga saat ini sudah terserap Rp377,5 triliun atau 51% dari Rp744,77 triliun. Pada klaster kesehatan, realisasi stimulusnya senilai Rp93,45 triliun atau 43% dari pagunya Rp214,96 triliun
Anggaran tersebut antara lain digunakan untuk belanja testing dan tracing, biaya perawatan pasien, insentif tenaga kesehatan, pembelian obat Covid-19, serta bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (JKN).
Anggaran klaster perlindungan sosial sudah terserap Rp108,16 triliun atau 58% dari pagu Rp186,64 triliun. Anggaran digunakan untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, bansos tunai, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, kartu prakerja, serta bantuan kuota internet.
"Progres signifikan terjadi di perlindungan sosial," ujar Airlangga.
Kemudian, realisasi program prioritas kementerian/lembaga (K/L) sudah terserap Rp58,04 triliun atau 49% dari pagu Rp117,94 triliun. Penggunaannya yaitu untuk program padat karya K/L, dukungan pariwisata, ketahanan pangan, ICT, serta pengembangan kawasan strategis.
Pada klaster dukungan UMKM dan korporasi, realisasinya Rp 57,92 triliun atau 35,66% dri pagu Rp162,4 triliun. Realisasi tersebut untuk bantuan ultramikro, imbal jasa penjaminan (IJP) UMKM, serta penempatan dana pada bank untuk penyaluran kredit UMKM.
Menurut Airlangga, program terbaru pada klaster tersebut adalah bantuan uang tunai untuk pedagang kaki lima atau pemilik warung senilai Rp1,2 juta kepada 1 juta pelaku usaha. Penyaluran bantuan mulai diujicobakan di Kota Medan, Sumatera Utara. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.