JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus sekitar US$1,72 miliar per Agustus 2017. Pencapaian ini merupakan surplus bulanan terbesar sejak 2012.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdaganan ini didorong oleh surplus dari sektor non-migas sebesar US$2,41 miliar. Sementara, sektor migas sendiri justru terjadi defisit sebesar US$0,68 miliar.
“Surplus neraca perdagangan disebabkan karena tingginya aktivitas ekspor, sehingga surplus terjadi cukup besar. Meski begitu, defisitnya aktivitas impor masih kurang berpengaruh pada kondisi neraca perdagangan nasional,” ujarnya di Kantor Pusat BPS Jakarta, Jumat (15/9).
Menurutnya neraca volume perdagangan Indonesia juga mengalami surplus sebesar 33,5 juta ton per Agustus 2017. Hal itu pun didorong oleh surplus neraca sektor non-migas sebesar 34,21 juta ton, namun pada sektor migasnya justru terjadi defisit sekitar 0,72 juta ton.
Dia menjelaskan aktivitas ekspor Indonesia pada Agustus 2017 meningkat 11,73% atau sekitar US$15,2 dibandingkan dengan bulan Juli 2017 yang hanya US13,61 miliar. “Peningkatan ekspor didorong oleh meningkatnya ekspor minyak mentah dan ekspor gas," katanya.
Sedangkan aktivitas impor pada Agustus 2017 tercatat sekitar US$13,49 miliar atau turun 2,88% dibandingkan Juli 2017, yang disebabkan oleh menurunnya nilai impor non Migas meskipun aktivitas impor Migas meningkat.
“Surplus akumulatif dari bulan Januari-Agustus 2017 sebesar US$9,11 miliar. Terakhir kali Indonesia mencatat surplus besar terjadi pada bulan November 2011 sebesar US$1,8 miliar,” pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.