PERTUMBUHAN EKONOMI

ADB Perbaiki Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

Redaksi DDTCNews | Rabu, 11 April 2018 | 14:31 WIB
ADB Perbaiki Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

JAKARTA, DDTCNews – Bank Pembangunan Asia (ADB) merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun depan. Hasilnya menunjukan perbaikan dari rilis sebelumnya.

Dalam rilisnya, ADB memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,3% di 2018 dan 2019. Prediksi ini lebih baik ketimbang prediksi ADB terhadap ekonomi Indonesia di 2017 yang sebesar 5,1%.

Perbaikan regulalasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha menjadi salah satu pendukung. Selain itu, membaiknya membaiknya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya investasi menjadi dorongan bagi proyeksi ekonomi hingga tahun depan.

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

"Dengan berlanjutnya upaya reformasi, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dan menjadikan ekonomi semakin inklusif," kata Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein, Rabu (11/4).

Dalam rilis bertajuk Asian Development Outlook (ADO), ADB menekankan bahwa penguatan investasi telah meningkatkan mutu pertumbuhan. Melalui pengeluaran modal yang lebih tinggi dari pemerintah membantu mengatasi kesenjangan infrastruktur.

"Laju investasi diperkirakan akan terus meningkat, didorong oleh sentimen bisnis yang positif dari reformasi struktural, bersama dengan pemercepatan sejumlah proyek strategis nasional," terangnya.

Baca Juga:
Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Sementara itu, Country Economist of ADB Emma Allen mengatakan menguatnya perdagangan global dan meningkatnya harga komoditas internasional pada tahun 2017 membantu mengurangi defisit transaksi berjalan ke 1,7% dari produk domestik bruto (PDB). Keadaan berbeda akan terjadi tahun ini dimana pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat, sedangkan impor masih tetap kuat, ditopang oleh permintaan barang modal.

"Oleh karena itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan sedikit meningkat pada 2018 dan 2019," terang Emma. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:37 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Rosan: Investasi Harus Ditingkatkan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN