Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Proposal Pilar 1: Unified Approach dan Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) yang disepakati Inclusive Framework belum sepenuhnya menjawab tantangan pemajakan atas korporasi multinasional.
Menurut The BEPS Monitoring Group (BMG) – sebuah jaringan global peneliti independen perpajakan internasional – , konsensus atas Pilar 1 dan Pilar 2 adalah suatu capaian yang bersejarah. Namun, reformasi sistem perpajakan internasional masih perlu dilanjutkan.
“Negosiasi harus tetap berlanjut baik melalui forum ini [Inclusive Framework] maupun forum lain agar korporasi multinasional dapat benar-benar dipajaki di tempat kegiatan ekonomi mereka berlangsung,” tulis BMG dalam laman resminya, dikutip pada Sabtu (7/8/2021).
Menurut BMG, proposal Pilar 1 hanyalah suatu rezim pajak khusus yang berlaku bagi korporasi multinasional terbesar di dunia. Namun, hak pemajakan atas laba korporasi yang direalokasikan kepada negara sumber pada Pilar 2 masih tergolong minim.
"Sebagian besar laba korporasi multinasional masih akan dialokasikan berdasarkan ketentuan pajak yang tidak efektif,” imbuh BMG.
Terlepas dari masalah tersebut, BMG memandang Pilar 1 dapat menjadi basis untuk menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan berjangka panjang pada masa yang akan datang.
Pajak minimum global pada proposal Pilar 2 juga cenderung tidak adil bagi yurisdiksi sumber dan memprioritaskan yurisdiksi domisili. Tarif minimum yang disepakati sebesar 15% juga dinilai tidak akan menghambat korporasi multinasional untuk melakukan profit shifting.
BMG memandang tarif pajak korporasi minimum global yang disepakati Inclusive Framework masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata tarif pajak negara sumber yang mencapai 25%, bahkan lebih dari itu.
"Hanya dengan meningkatkan tarif minimum menjadi setidaknya sebesar 25% dan meningkatkan tarif subject to tax rule (STTR) maka tujuan jangka panjang untuk mengakhiri pengalihan laba dari negara sumber dapat dicapai," tulis BMG.
Pembahasan mengenai proposal Pilar 1 dan Pilar 2 yang telah disepakati dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentra negara-negara G-20 dapat Anda baca juga dalam Fokus Selangkah Lagi Mencapai Konsensus Global Pajak Digital. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Semakin cepat konsensus global pada pajak digital akan membantu penerimaan negara, khususnya negara berkembang. Hal ini dikarenakan tingginya penggunaan transaksi digital selama pandemi dan juga sebagai salah satu program dari pemulihan ekonomi nasional