STIMULUS EKONOMI

Satgas PEN Kejar Target Salurkan Rp100 Triliun hingga 30 September

Dian Kurniati | Rabu, 16 September 2020 | 16:52 WIB
Satgas PEN Kejar Target Salurkan Rp100 Triliun hingga 30 September

Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Youtube Kemenko Perekonomian)

JAKARTA, DDTCNews - Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) menargetkan penyaluran stimulus ekonomi hingga 30 September 2020 mencapai Rp100 triliun.

Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyaluran stimulus oleh satgas sejak terbentuk 7 pekan lalu baru Rp87,5 triliun. Satgasnya sendiri bertanggung jawab pada 4 dari 6 total sektor dalam stimulus kesehatan dan ekonomi nasional.

Ke-4 sektor itu adalah perlindungan sosial, dukungan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dukungan sektoral kementerian/lembaga dan pemda, serta pembiayaan korporasi. Namun penyaluran stimulus oleh satgas sejak terbentuk 7 pekan lalu baru Rp87,5 triliun.

Baca Juga:
BKF: Ekonomi 2025 Tetap Bakal Tumbuh di Atas 5% Meski PPN Jadi 12%

"Kami akan berusaha keras agar dari Rp87,5 triliun yang sudah kami salurkan bisa ditingkatkan menjadi Rp100 triliunan di akhir September ini," katanya dalam konferensi video, Rabu (16/9/2020).

Budi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan penyaluran stimulus terus digenjot pada sisa bulan ini, agar terjadi multiplier effect pada perekonomian kuartal III/2020.

Presiden menginginkan pertumbuhan ekonomi kuartal ini lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 5,32%.

Baca Juga:
15 Jenis Insentif dalam Paket Stimulus Ekonomi 2025

Budi mengilustrasikan dampak stimulus Rp100 triliun tersebut terhadap perekonomian nasional saat ini. Jika produk domestik bruto Indonesia sekitar US$1 triliun atau Rp14,5 kuadriliun, berarti setiap kuartalnya kira-kira Rp3.625 triliun.

Saat kuartal II/2020 lalu ekonomi Indonesia terkontraksi 5,32%, artinya terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi atau produk domesti bruto (PDB) sekitar Rp188 triliun.

Jika pemerintah mampu menyalurkan stimulus Rp100 triliun pada kuartal ini, dampaknya terhadap PDB bisa dihitung melalui perkalian dengan angka fiscal multiplier yang besarnya sekarang 2,1. Dari hitungan tersebut, dampak stimulus Rp100 triliun terhadap PDB sekitar Rp210 triliun.

Baca Juga:
Pajak Karyawan Sektor Padat Karya Bakal Ditanggung Pemerintah

Demi mengejar angka penyaluran stimulus Rp100 triliun itu, Budi akan mengandalkan pencairan program subsidi gaji kepada pekerja dan bantuan presiden (banpres) produktif untuk usaha mikro.

Dia meyakini penyaluran tahap I subsidi gaji dan banpres produktif akan rampung akhir September. Banpres produktif hingga akhir September diperkirakan cair Rp8,6 triliun, sedangkan subsidi gaji tersalurkan Rp8,8 triliun.

"Tetapi memang ada variabel lain yang kami tidak tahu, apakah turunnya lebih dalam atau ada sektor lain yang tidak produktif. Itu di luar perkiraan kami. Tapi kami berharap dalam 3 bulan terakhir kami bisa berikan daya ungkit ekonomi yang cukup besar untuk kuartal III," ujarnya.

Baca Juga:
Pemda Bentuk Satgas PBB, Keliling Cek Rumah-Rumah Warga

Secara keseluruhan, realisasi program perlindungan sosial hingga 14 September 2020 tercatat Rp120,36 triliun atau 59,03% dari pagu Rp203,9 triliun, sedangkan dukungan sektoral K/L dan pemda terealisasi Rp25,95 triliun atau 24,46% dari pagu Rp106,06 triliun.

Sementara itu, realisasi program dukungan UMKM tercatat Rp58,67 triliun atau 47,52% dari pagu 123,47 triliun, dan pembiayaan korporasi sama sekali belum tercairkan dari pagu Rp53,6 triliun. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

17 September 2020 | 12:12 WIB

#MariBicara selain fokus pad penyerapan anggaran tidak kalah penting adalah kebermanfaatan dan ketepatan penyaluran alokasi dana PEN tersebut. Sehingga berdampak konkret pada pemulihan ekonomi oleh kelompok sasaran yang membutuhkan.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 22 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

BKF: Ekonomi 2025 Tetap Bakal Tumbuh di Atas 5% Meski PPN Jadi 12%

Selasa, 17 Desember 2024 | 15:10 WIB INFOGRAFIS PAJAK

15 Jenis Insentif dalam Paket Stimulus Ekonomi 2025

Selasa, 17 Desember 2024 | 10:00 WIB PAKET STIMULUS EKONOMI

Pajak Karyawan Sektor Padat Karya Bakal Ditanggung Pemerintah

Minggu, 19 Mei 2024 | 11:30 WIB KOTA TANGERANG

Pemda Bentuk Satgas PBB, Keliling Cek Rumah-Rumah Warga

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?