FILIPINA

Kebutuhan Listrik Masih Tinggi, Menteri Ini Tolak Rencana Pajak Karbon

Dian Kurniati | Rabu, 10 Maret 2021 | 11:30 WIB
Kebutuhan Listrik Masih Tinggi, Menteri Ini Tolak Rencana Pajak Karbon

Ilustrasi. (DDTCNews)

MANILA, DDTCNews – Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi menilai negaranya belum siap menerapkan pajak karbon sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon dioksida, terutama di sektor tenaga listrik.

Cusi mengatakan penerapan pajak karbon berpotensi menyebabkan usaha kelistrikan Filipina menjadi tidak kompetitif ke depannya. Belum lagi, sambungnya, kebutuhan pemenuhan listrik saat ini masih sangat tinggi.

"Sampai sekarang kami masih ingin meningkatkan kapasitas listrik. Jadi untuk saat ini, kami merasa belum siap untuk menerapkan pajak karbon," katanya, Selasa (9/3/2021).

Baca Juga:
Vietnam Bakal Hapus Fasilitas Pembebasan PPN untuk Barang Impor Murah

Cusi menuturkam pemerintah masih terus berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik. Sejak menjabat sebagai menteri energi, ia terus mendorong investasi pada semua sumber energi potensial demi memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri.

Pemerintah Filipina, lanjutnya, bahkan sedang menjajaki nuklir sebagai sumber energi baru. Selain itu, ia mengklaim sudah makin banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang energi terbarukan.

Menurutnya, integrasi energi terbarukan juga penting sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi energi. Investasi tersebut misalnya pada pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, serta sumber energi asli lainnya.

Baca Juga:
Dukung Penurunan Emisi Karbon, Negara Ini Rombak Tarif Cukai Mobil

"Filipina adalah salah satu penyumbang emisi karbon paling sedikit, tetapi kami melakukan tugas kami untuk membantu menyelamatkan lingkungan kami," ujarnya seperti dilansir pna.gov.ph.

Kementerian Keuangan menyatakan tengah mengkaji pengenaan pajak karbon untuk mendorong energi yang lebih ramah lingkungan. Selain di sektor listrik, instrumen pajak karbon juga rencananya mencakup sektor transportasi. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

10 Maret 2021 | 13:32 WIB

Terima kasih kepada DDTC News yang sudah memberikan berita yang informatif. Tenaga listrik saat ini memang masih menjadi kebutuhan utama di seluruh dunia. Melihat dampak karbon yang menyebabkan polusi menjadi tantangan bagi untuk segera mencari solusinya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi karbon bisa dilakukan dengan diterapkannya pajak karbon dan bisa juga menggunakan sumber daya alternatif lainnya.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Januari 2025 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PERTANAHAN

Tanah Sitaan Korupsi akan Dibangun Rumah bagi Warga Penghasilan Rendah

Rabu, 08 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DEN Ungkap Alasan Diskon Listrik Diberikan Saat Ada Kenaikan Tarif PPN

Rabu, 08 Januari 2025 | 11:30 WIB PER-01/PJ/2025

Faktur Pajak Harus Lengkap, Jual Mobil di Januari Kena PPN 12 Persen

Rabu, 08 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS BEA CUKAI

Objek, Tujuan, dan Jenis Audit Kepabeanan dan Cukai

Rabu, 08 Januari 2025 | 10:01 WIB KURS PAJAK 8 JANUARI 2025 - 14 JANUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Menguat Terhadap Nyaris Semua Negara Mitra

Rabu, 08 Januari 2025 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Optimasi Penerimaan Pajak, Prabowo Setujui Pembentukan Komite Khusus

Rabu, 08 Januari 2025 | 09:57 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kata Dirjen Pajak soal DPP Nilai Lain dan PPN Besaran Tertentu