SE-2/PJ/2024

WP Harus Setor PPh atas Diskonto Surat Berharga BI secara Mandiri

Muhamad Wildan | Minggu, 21 April 2024 | 16:30 WIB
WP Harus Setor PPh atas Diskonto Surat Berharga BI secara Mandiri

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak diharuskan untuk menyetorkan sendiri pajak penghasilan (PPh) yang terutang atas diskonto SBI, SBIS, SRBI, SVBI, ataupun SUVBI.

Kewajiban tersebut berlaku apabila wajib pajak menerima diskonto SBI, SBIS, SRBI, SVBI, ataupun SUVBI pada 15 September 2023 sampai dengan sebelum berlakunya Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-2/PJ/2024.

"Atas diskonto SBI…yang diterima atau diperoleh penerima penghasilan sejak tanggal 15 September 2023 hingga sebelum berlakunya SE dirjen ini, dikenai PPh yang bersifat final…dengan mekanisme pelunasan PPh terutang yang dilakukan dengan cara penyetoran sendiri oleh penerima penghasilan," bunyi SE-2/PJ/2024, dikutip pada Minggu (21/4/2024).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

PPh final yang dimaksud ialah PPh final sebesar 20% bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT. Dalam hal diskonto diterima oleh wajib pajak luar negeri, tarif PPh final yang berlaku sebesar 20% atau berdasarkan ketentuan dalam P3B.

Penyetoran sendiri oleh penerima penghasilan dilakukan menggunakan surat setoran pajak (SSP) menggunakan kode akun pajak (KAP) 411128 dan kode jenis setoran (KJS) 430.

PPh atas diskonto harus disetorkan paling lambat pada akhir bukan berikutnya sejak berlakunya SE-2/PJ/2024.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

SE-2/PJ/2024 telah ditetapkan pada 15 Maret 2024 dan berlaku sejak tanggal tersebut. Artinya, PPh atas diskonto SBI, SBIS, SRBI, SVBI, ataupun SUVBI harus disetorkan paling lambat pada akhir bulan ini.

Penerima penghasilan berupa diskonto yang sudah menyetorkan PPh dan mendapatkan NTPN dianggap sudah menyampaikan SPT Masa PPh Unifikasi sesuai dengan tanggal NTPN yang tercantum di SSP.

Sebagai informasi, SE-2/PJ/2024 diterbitkan untuk menegaskan tata cara pemotongan PPh atas SRBI, SVBI, dan SUVBI. Melalui SE-2/PJ/2024 ditegaskan bahwa SRBI, SVBI, dan SUVBI memiliki karakteristik yang sama dengan SBI. Dengan demikian, perlakuan pajak atas instrumen-instrumen tersebut adalah sama. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja