ADMINISTRASI PAJAK

WP Beromzet Kurang Rp4,8 M Bisa Pilih PP 23 atau Norma, Apa Bedanya?

Redaksi DDTCNews | Jumat, 28 Oktober 2022 | 10:55 WIB
WP Beromzet Kurang Rp4,8 M Bisa Pilih PP 23 atau Norma, Apa Bedanya?

Pegawai menata kain batik motif khas Kalimantan Tengah yang dijual di Toko Moneng Galeri, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (27/10/2022). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak orang pribadi dengan peradaran bruto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas kurang dari Rp4,8 miliar bisa memilih menjalankan kewajiban pajaknya dengan 2 opsi. Pertama, mengikuti ketentuan PP 23/2018 dengan tarif PPh final 0,5%. Kedua, menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) untuk menghitung penghasilan neto yang dikenakan pajak dengan ketentuan teknisnya diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak PER-17/PJ/2015.

Namun, perlu dicatat bahwa keduanya ada plus-minus. Wajib pajak perlu memahami opsi mana yang lebih baik diikuti sesuai dengan kondisi usaha mereka. Lantas apa beda keduanya?

"Perbedaan pertama, ketentuan NPPN hanya dapat digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha/pekerjaan bebas," ujar akun resmi Ditjen Pajak (DJP) @kring_pajak, dikutip Jumat (28/10/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Sementara ketentuan PP 23/2018 bisa dimanfaatkan oleh wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Ingat, ada perbedaan periode pemberlakuan terhadap masing-masing jenis wajib pajak yang menggunakan PP 23/2018.

Perbedaan kedua, wajib pajak yang menggunakan NPPN wajib menyampaikan pemberitahuan terlebih dulu kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Jika tidak menyampaikan pemberitahuan, wajib pajak dianggap memilih melakukan pembukuan, bukan pencatatan.

"Sedangkan wajib pajak yang memakai PP 23/2018 tidak wajib memberitahuan kepada DJP bahwa akan menggunakan ketentuan tersebut," imbuh @kring_pajak.

Baca Juga:
Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Ketiga, apabila seorang wajib pajak yang menggunakan NPPN mendapatkan penghasilan objek PPh dari pemotong PPh, penghasilan tersebut akan dipotong PPh oleh pemotong PPh sesuai ketentuan umum PPh. Sementara itu, apabila wajib pajak yang menggunakan PP 23/2018 mendapatkan penghasilan objek PPh dari pemotong PPh, atas penghasilan tersebut bisa diberikan surat keterangan PP 23/2018 agar dikenakan PPh sesuai ketentuan PP 23/2018.

"Baik wajib pajak yang memakai ketentuan PP 23/2018 dan wajib pajak yang memakai NPPN adalah wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu," kata DJP.

Perlu dipahami juga, apabila seorang wajib pajak yang menggunakan PP 23/2018 mencatatkan omzet melebihi Rp4,8 miliar, wajib pajak tersebut hanya dapat menggunakan fasilitas PPh final PP 23/2018 sampai dengan akhir tahun pajak yang bersangkutan. Dalam kasus tersebut, wajib pajak perlu menggunkaan PPh berdasarkan ketentuan umum. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:30 WIB PER-8/PJ/2022

Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dasar DJP dalam Menetapkan Status Suspend terhadap Sertel Wajib Pajak

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan, Pemprov Targetkan Raup Rp105 Miliar

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:00 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Beberkan Alasan Pembentukan Badan Aspirasi Masyarakat

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:45 WIB DPR RI

Said Abdullah Kembali Terpilih Jadi Ketua Banggar DPR

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 23 OKTOBER 2024 - 29 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Menguat Atas Nyaris Semua Mata Uang Mitra

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT