KINERJA FISKAL

Wah, Sudah Rp2,5 Triliun PPN Digital Masuk Kantong Negara

Muhamad Wildan | Senin, 06 September 2021 | 18:19 WIB
Wah, Sudah Rp2,5 Triliun PPN Digital Masuk Kantong Negara

Ilustrasi

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mencatat total PPN perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) yang dipungut oleh pemerintah per 31 Agustus 2021 telah mencapai Rp2,5 triliun.

Jumlah tersebut bersumber dari 81 usaha yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE.

"DJP menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan langkah proaktif dari sejumlah entitas yang telah ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE," tulis DJP dalam keterangan resminya, Senin (6/9/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

DJP memastikan akan terus berupaya untuk mengidentifikasi PMSE di Indonesia. Otoritas juga akan melakukan sosialisasi atas perusahaan yang menjual produk digital luar negeri di Indonesia untuk selanjutnya ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE.

DJP juga aktif menjalin komunikasi untuk memastikan kesiapan pelaku usaha PMSE dalam memungut PPN PMSE. Dengan demikian, diharapkan jumlah pemungut PPN PMSE sebagaimana diatur pada PMK 48/2020 terus bertambah dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, DJP baru saja menunjuk 2 perusahaan sebagai pemungut PPN PMSE yakni WeTransfer B.V dan OffGamers Global Pte Ltd. Kedua perusahaan ini wajib memungut PPN PMSE per 1 September 2021. Dengan penunjukan ini, jumlah pemungut PPN PMSE bertambah dari 81 perusahaan menjadi 83 perusahaan.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sebagaimana diatur pada Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-12/PJ/2020, hanya pelaku usaha PMSE yang memenuhi kriteria saja yang wajib memungut, menyetorkan, dan melaporkan PPN PMSE atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

Pelaku usaha PMSE ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE bila memiliki nilai transaksi dengan pembeli Indonesia lebih dari Rp600 juta per tahun dan/atau memiliki jumlah pengakses Indonesia melebih 12.000 dalam 1 tahun. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN