UU CIPTA KERJA

UU Ciptaker Ubah IMB Jadi PBG, Banyak Pemda Tak Bisa Pungut Retribusi

Muhamad Wildan | Senin, 31 Januari 2022 | 17:55 WIB
UU Ciptaker Ubah IMB Jadi PBG, Banyak Pemda Tak Bisa Pungut Retribusi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
 

JAKARTA, DDTCNews - Banyak pemerintah daerah (pemda) yang tak dapat memungut potensi penerimaan akibat perubahan izin mendirikan bangunan (IMB) menjadi persetujuan bangunan gedung (PBG).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja mengamanatkan pemungutan retribusi atas PBG harus ditetapkan berdasarkan peraturan daerah (perda). Namun, ternyata masih banyak pemda yang tak menyelesaikan perda tersebut.

"Ini harus ada solusi, kalau menurut saya harus ada peraturan kepala daerah dengan waktu yang terukur sampai perdanya selesai. Namun sampai sekarang belum juga klir," ujar Bahlil dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022).

Baca Juga:
Opsen Pajak Kendaraan Tidak Berlaku di Jakarta, Ternyata Ini Sebabnya

Bahlil mengatakan UU Cipta Kerja mengatur pemerintah bisa mengeluarkan diskresi bila terdapat kebuntuan akibat persoalan-persoalan hukum.

"Saya sedang diskusikan apakah dibuat oleh menteri A atau kami cukup. Kalau diskresi itu secara kajian hukum cukup dilakukan menteri investasi, insyaallah saya akan lakukan itu," ujar Bahlil.

Untuk diketahui, masalah perda mengenai PBG sempat disorot oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Plt Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro meminta sekda provinsi untuk mendorong percepatan penerbitan perda soal PBG di kabupaten/kota masing-masing.

Baca Juga:
Ratusan ASN Nunggak PBB, Pemda Gencarkan Penagihan dan Siapkan Sanksi

Perda diperlukan agar pemda dapat memungut retribusi atas PBG. Oleh karena itu, perda-perda IMB yang telah berlaku harus direvisi menjadi perda PBG.

"Ada yang mengatakan susah membuat perda, saya sangat paham, tetapi ternyata sudah ada daerah yang menyelesaikannya dengan cepat," ujar Suhajar. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Dr. Bambang Prasetia 02 Februari 2022 | 21:05 WIB

Jelas ini kondisi yg ambigue..klo praktisnya tetap pakai UU Lama ..kan sementaa MK gantung..smp ada perbaikan ...prmerintah...memang scr psykologis pemerintah gak dapat menjalan dgn aturan turunuannya... Sebaiknya yang kruisial ttg penerapan dilapangan dikomunikasikan ...antara pemda dgn pusat (pihak terkait).. Hati2 dlm pengelolaan penerimaan baik PNBP maupun pajak2 daerah dan pusat. ..

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Selasa, 24 Desember 2024 | 14:00 WIB PROVINSI DAERAH KHUSUS JAKARTA

Opsen Pajak Kendaraan Tidak Berlaku di Jakarta, Ternyata Ini Sebabnya

Selasa, 24 Desember 2024 | 12:30 WIB KABUPATEN PURWOREJO

Ratusan ASN Nunggak PBB, Pemda Gencarkan Penagihan dan Siapkan Sanksi

Selasa, 24 Desember 2024 | 10:00 WIB PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Antisipasi Dampak Opsen, Pemprov Kalbar Beri Keringanan Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra