PMK 70/2024

Ubin Keramik China Terbukti Dumping, Kemenkeu Beri Bea Masuk Tambahan

Muhamad Wildan | Rabu, 16 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Ubin Keramik China Terbukti Dumping, Kemenkeu Beri Bea Masuk Tambahan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi mengenakan bea masuk antidumping (BMAD) atas impor ubin keramik dari China.

BMAD dikenakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 70/2024 setelah dilaksanakannya penyelidikan oleh Komite Antidumping Indonesia (KADI). Dalam penyelidikannya, terbukti terjadi dumping atas impor produk ubin keramik yang berasal dari China.

"Terbukti terjadi dumping…sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri serta ditemukan hubungan kausal antara dumping dan kerugian yang dialami industri dalam negeri," bunyi bagian pertimbangan PMK 70/2024, dikutip pada Rabu (16/10/2024).

Baca Juga:
Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Secara terperinci, BMAD dikenakan atas impor produk ubik keramik yang termasuk dalam pos tarif 6907.21.24, 6907.21.91, 6907.21.92, 6907.21.93, 6907.21.94, 6907.22.91, 6907.22.92, 6907.22.93, 6907.22.94, 6907.40.91, dan 6907.40.92 yang berasal dari China.

Merujuk pada Lampiran PMK 70/2024, tercatat ada 32 perusahaan China yang dikenai BMAD. Adapun tarif BMAD yang dikenakan adalah mulai dari Rp13.446 per meter persegi hingga maksimal senilai Rp94.544 per meter persegi.

BMAD dengan tarif terlampir berlaku atas impor ubin keramik yang dokumen pemberitahuan pabean impornya telah mendapat nomor pendaftaran dari kantor pabean tempat penyelesaian kewajiban pabean; atau yang tarif dan nilai pabeannya ditetapkan oleh kantor pabean tempat penyelesaian kewajiban pabean.

Baca Juga:
Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Pemasukan dan pengeluaran barang ke kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB), tempat penimbunan berikat (TPB), atau kawasan ekonomi khusus (KEK) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait dengan kawasan-kawasan tersebut.

PMK 70/2024 telah diundangkan pada 14 Oktober 2024 dan dinyatakan mulai berlaku setelah 10 hari kerja terhitung sejak tanggal dimaksud. PMK 70/2024 dinyatakan berlaku selama 5 tahun terhitung sejak tanggal berlaku. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:30 WIB PROVINSI LAMPUNG

Ribuan Kendaraan WP Badan Nunggak Pajak, Pemprov Gencarkan Penagihan