Ilustrasi pameran mobil.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah berencana mengubah skema pungutan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil dari kapasitas mesin menjadi emisi gas buang. Melalui perubahan ini, insentif fiskal untuk low cost green car (LCGC) akan dihilangkan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan dalam skema baru pungutan PPnBM jenis mobil dengan nama resmi Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) akan terkena pungutan PPnBM sebesar 3%. Hal ini berbeda dengan aturan yang berlaku saat ini melalui insentif fiskal 0% pungutan PPnBM.
“Terkait KBH2 memang kalau dia tetap menggunakan emisi seperti sekarang dan euro 2, dia kena 3%,” katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (11/3/2019).
Ketua Umum Partai Golkar itu menyebutkan aturan tersebut bisa tidak berlaku jika ada perubahan spesifikasi mesin dari produsen. Ketika emisi gas buang (CO2) yang dihasilkan lebih rendah dari 120 gram per kilometer maka pungutan PPnBM untuk mobil LCGC bisa lebih rendah.
“Kalau dia memperbaiki [spesifikasi mesin] itu maka nanti dia akan turun [tarif PPnBM]. Mereka sudah kami panggil semua dan mereka menyiapkan engine yang lebih ramah lingkungan yang bisa confirm terhadap program ini,” tandasnya.
Airlangga menyatakan skema baru ini akan diatur dalam peraturan pemerintah dan berlaku dua tahun lagi atau 2021 mendatang. Dengan demikian, pelaku usaha mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan penyesuaian terhadap aturan baru.
Pemerintah, menurutnya, tengah mendorong industri mobil listrik untuk tumbuh. Oleh karena itu, insentif fiskal akan diberikan untuk menumbuhkan populasi kelompok mobil ini.
Dalam rencana aturan pungutan PPnBM, kelompok mobil listrik mendapat fasilitas fiskal dengan tarif PPnBM sebesar 0%. Fasilitas serupa hanya berlaku untuk kendaraan jenis truk, bus, dan pick up. Sementara itu, pungutan PPnBM tetap berlaku untuk jenis kendaraan lain dengan tarif yang bervariasi berdasarkan emisi gas buang.
“Lalu itu untuk membedakan mobil yang berbahan bakar listrik dan fuel [bahan bakar fosil]. Kalau listrik itu 0%," imbuhnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.