KOTA BEKASI

Tunggakan PBB Rp439 Miliar, Bapenda Rilis Surat Penagihan

Redaksi DDTCNews | Selasa, 02 Oktober 2018 | 11:23 WIB
Tunggakan PBB Rp439 Miliar, Bapenda Rilis Surat Penagihan

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi menerbitkan surat penagihan terhadap 406.000 wajib pajak yang menunggak pajak bumi dan bangunan.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bependa) Kota Bekasi Aan Suhanda mengatakan nilai tunggakan pajak bumi dan bangunan dari ratusan wajib pajak itu senilai Rp439 miliar. Nilai itu belum termasuk denda sebesar 2%.

“Kita terbitkan surat penagihan wajib pajak mulai Senin (1/10/2018). Kita juga rutin mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya pajak untuk membantu pemerintah dalam pembangunan daerah,” ujarnya.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Sekitar 398 pegawai Bapenda diterjunkan untuk menyampaikan surat penagihan tersebut ke tingkat RW dan RT di wilayah setempat. Bapenda, sambungnya, juga memberdayakan para camat dan lurah dalam upaya penagihan.

Bagi wajib pajak dengan nilai piutang cukup besar, seperti perusahaan, lanjut Aan, penagihan dilakukan dengan pendampingan dari Kejaksaan Negeri Kota Bekasi. Namun, jumlah wajib pajak perusahaan ini tidak terlalu banyak. Wajib pajak orang pribadi mendominasi.

Menurutnya, banyaknya wajib pajak yang menunggak pembayaran PBB ini tidak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat. Selama masa pembayaran, instansinya selalu melakukan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga dan melalui aktivitas publik seperti car free day.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

“Kini sudah lewat batas waktunya, akhirnya kami turun tangan melakukan penagihan. Apalagi, pemerintah sedang butuh uang saat ini,” ujar Aan, seperti dilansir dari Warta Kota.

Dia menargetkan 80% dari potensi piutang dapat direalisasikan tahun ini. Adapun, target PBB Kota Bekasi dalam APBD 2018 senilai Rp340 miliar. Dari target itu, sudah ada 86,9% atau sekitar Rp274 miliar yang sudah terkumpul.

Namun, dalam APBD Perubahan, pemerintah menaikkan target setoran PBB menjadi Rp465 miliar. Dia meyakini target ini bakal tercapai karena melihat total tunggakan PBB yang belum dilunasi oleh WP. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN