REALISASI INVESTASI KUARTAL III/2020

Tumbuh Tipis, Investasi Masih Melambat dari Capaian Tahun Lalu

Muhamad Wildan | Jumat, 23 Oktober 2020 | 12:47 WIB
Tumbuh Tipis, Investasi Masih Melambat dari Capaian Tahun Lalu

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. 

JAKARTA, DDTCNews – Realisasi investasi pada kuartal III/2020 sudah mulai tumbuh positif setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi. Namun, pertumbuhan yang terjadi masih melambat sangat signifikan bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi pada kuartal III/2020 tercatat senilai Rp209 triliun, tumbuh tipis 1,6% secara tahunan. Menurutnya, capaian itu menunjukkan sudah dilewatinya masa kritis realisasi investasi.

"Masa kritis realisasi investasi itu pada kuartal II/2020 dengan realisasi investasi sebesar Rp191,9 triliun yang turun -4,3%," ujar Bahlil, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga:
Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Adapun capaian pada kuartal III/2019 tercatat senilai Rp205,7 triliun atau tumbuh 18,35% dibandingkan capaian periode yang sama pada 2018 senilai Rp173,8 triliun. Dengan demikian, meskipun sudah positif, realisasi kuartal III tahun ini masih melambat signifikan.

Jika diperinci, realisasi penanaman modal asing (PMA) kembali tumbuh positif setelah sempat terkontraksi pada kuartal II/2020. Realisasi PMA pada kuartal III/2020 mencapai Rp106,1 triliun atau tumbuh 1,1% secara tahunan.

Pada kuartal II/2020, realisasi PMA tertekan hingga -6,9% secara tahunan. Namun, pada kuartal III/2020, realisasi PMA tercatat senilai Rp105 triliun atau tumbuh hingga 17,85%. Dengan demikian, meskipun tumbuh, realisasinya masih lebih lambat dibandingkan tahun periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:
Diperpanjang hingga 2030, Lahan Pertanian di Negara Ini Bebas Pajak

Khusus untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), BKPM mencatat realisasinya pada kuartal III/2020 mencapai Rp102,9 triliun, tumbuh 2,1% secara tahunan. Realisasi itu memang lebih baik bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi -1,36% tapi melambat dari performa kuartal III/2019 yang mampu tumbuh 18,89%.

"Kuartal III/2020 adalah momentum naiknya PMA dan PMDN. Kami di BKPM memiliki key performance indicator (KPI) untuk menciptakan investasi berkualitas yang dilihat dari persebaran investasi dan sektor investasi," ujar Bahlil.

Dari sisi sebaran investasi, data BKPM menunjukkan realisasi investasi di luar Jawa kian dominan, yakni mencapai Rp110,4 triliun atau 52,8% dari total investasi pada kuartal III/2020. Investasi di luar Jawa juga tercatat tumbuh 17,9% dibandingkan capaian pada kuartal III/2019.

Baca Juga:
Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

"Ini menunjukkan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah pada 5 tahun ke belakang mulai berdampak. Investor mulai mau berinvestasi di luar Jawa ketika kualitas logistik dan infrastrukturnya bagus," ujar Bahlil.

Secara sektoral, 15,3% atau senilai Rp32,1 triliun realisasi investasi pada kuartal III/2020 tertuju pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Sementara itu, 11,8% atau senilai Rp24,6 triliun diinvestasikan pada sektor industri logam dasar dan barang logam bukan mesin dan peralatannya.

Menurut Bahlil, tingginya realisasi investasi pada industri logam menunjukkan adanya peningkatan kualitas investasi mengingat sektor tersebut sangat terkait dengan sektor sekunder yang menciptakan banyak lapangan kerja baru. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Minggu, 22 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?