Ilustrasi. Suasana ruang kelas kosong saat pembelajaran tatap muka terbatas dihentikan diganti dengan pembelajaran jarak jauh di SMPN 2 Depok, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Jumat (19/11/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) menyetujui pemberian pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,13 triliun untuk membantu Indonesia meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Direktur ADB Bidang Pembangunan Manusia dan Sosial untuk Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan kebijakan yang akan didanai menggunakan utang itu termasuk menaikkan produktivitas tenaga kerja serta melakukan reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
Menurutnya, pengembangan SDM juga menjadi inti dari strategi pemerintah Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dalam jangka panjang.
"Program ini mendukung reformasi penting yang membantu pemerintah mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam Sustainable Development Goal (SDGs) PBB," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (21/11/2021).
Inagaki menuturkan pemberian utang diharapkan mampu meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan, mendorong lapangan kerja bagi kaum muda termasuk lulusan universitas, memperluas jaring pengaman sosial, serta mengurangi stunting pada anak-anak.
Menurutnya, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi setidaknya 7% per tahun agar mampu merealisasikan cita-cita menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Selain itu, angkatan kerja yang terampil juga penting untuk melakukan transisi menuju era manufaktur berteknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.
Dia menilai pemerintah Indonesia juga telah mengambil berbagai upaya dalam meningkatkan SDM. Dia menyebutkan indeks modal manusia Indonesia naik menjadi 54% pada 2020 dari sebelumnya sebesar 50% pada 2010.
Meski demikian, pendidikan masih menjadi isu penting. Kendati rata-rata anak Indonesia sudah dapat menyelesaikan 12,3 tahun sekolah di usia 18, hasil pembelajaran yang lemah menjadikan kaum muda tidak siap memasuki pasar tenaga kerja.
Kondisi itu diperparah dengan pandemi Covid-19 yang memengaruhi terhadap hasil pembelajaran. Hal tersebut disebabkan penutupan sekolah yang berkepanjangan sehingga dalam jangka panjang berpengaruh bagi anak-anak yang masih kecil.
Sementara itu, Direktur ADB bidang Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan untuk Asia Tenggara Jose Antonio Tan III menilai pandemi juga menyebabkan buruknya tingkat imunisasi bagi balita karena perawatan kesehatan selain Covid-19 menjadi lebih sulit diakses.
Selain itu, ada masalah penciptaan lapangan kerja yang melambat sehingga pengangguran jangka panjang berpotensi menimbulkan terkikisnya keterampilan, terutama di kalangan kaum muda.
"Dengan mengatasi defisit SDM, program ini akan membantu meningkatkan pemulihan Indonesia dari pandemi global," ujarnya.
Menurut Tan, pembangunan manusia akan menjadi pendorong penting pertumbuhan ekonomi dalam visi 2045 pemerintah Indonesia dan RPJMN 2020–2024. Menurutnya, utang dari ADB akan membantu membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram peningkatan produktivitas melalui program pembangunan modal manusia.
Program itu menggabungkan pinjaman berbasis kebijakan dengan bantuan teknis dan dukungan pengetahuan. Dengan berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, program tersebut bertujuan membantu menaikkan indeks SDM Indonesia menjadi 59% pada 2026, sejajar dengan rata-rata kawasan dan rata-rata global. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.