PERTUMBUHAN EKONOMI

Ternyata Industri Pengolahan Sumbang Kontraksi Terdalam PDB

Dian Kurniati | Jumat, 06 November 2020 | 14:11 WIB
Ternyata Industri Pengolahan Sumbang Kontraksi Terdalam PDB

Kepala BPS Suhariyanto. 

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 minus 3,49% (yoy). Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan menjadi sumber terbesar penyebab kontraksi tersebut.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sektor usaha industri pengolahan pada kuartal III/2020 mengalami kontraksi 4,31%, lebih baik dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya yang minus 6,19%.

Meski demikian, sektor usaha tersebut menjadi penyumbang terbesar dalam struktur produk domestik bruto (PDB), yakni 19,86%. Dengan demikian, industri pengolahan menjadi sumber terbesar pula terhadap kontraksi ekonomi.

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

"Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan III/2020 ini kalau kita lihat berdasarkan lapangan usaha, sumber kontraksi terdalam dipicu industri pengolahan yang menyumbang minus 0,89%," katanya melalui konferensi video, Kamis (5/11/2020).

Suhariyanto mengatakan secara umum sektor usaha yang mengalami kontraksi terdalam adalah transportasi dan pergudangan, yakni 15,61%. Namun, performa itu lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang minus 30,8%. Sektor usaha ini menjadi punyumbang terbesar kedua dalam kontraksi ekonomi, yakni 0,7%.

Berdasarkan subsektornya, penurunan terjadi pada angkutan udara, yakni minus 63,82%. Sementara angkutan rel masih mengalami kontraksi 51,11%. Menurut Suhariyanto, banyak masyarakat belum merasa nyaman dan aman untuk bepergian jauh sehingga sektor transportasi masih terganggu.

Baca Juga:
Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Penyumbang kontraksi terbesar ketiga adalah sektor usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Sektor usaha tersebut mengalami kontraksi 5,03% pada kuartal III/2020, lebih kecil dibandingkan kuartal sebelumnya 6,19%. Dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,83%, perdagangan menyumbang minus 0,66%.

Adapun pada sektor usaha konstruksi tumbuh minus 4,52%. Dengan struktur terhadap PDB, lapangan usaha tersebut menyumbang 10,60%. Sektor usaha kontruksi menyumbang minus 0,45% dari total kontraksi ekonomi pada kuartal III/2020.

Suhariyanto menyebut sebetulnya ada beberapa sektor usaha yang masih mampu tumbuh positif pada, yakni perikanan, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 2,15%, informasi dan komunikasi tumbuh 10,61%, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 15,33%.

Namun, pertumbuhan sektor-sektor tesebut belum mampu mendorong ekonomi tumbuh positif karena proporsi strukturnya terhadap PDB kecil. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:07 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Neraca Perdagangan Surplus US$3,26 Miliar pada September 2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:37 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN