Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan materi paparannya dalam konferensi pers APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat anggaran yang dikucurkan untuk subsidi dan kompensasi energi sepanjang 2022 mencapai Rp551,2 triliun.
Realisasi subsidi dan kompensasi energi pada tahun ini telah melampaui target pada Perpres 98/2022 senilai Rp502,4 triliun. Angka realisasi tersebut juga sudah hampir 4 kali lipat dari pagu awal yang hanya senilai Rp152,5 triliun.
"Dalam 1 tahun rata-rata ICP [harga minyak mentah] kita pada US$97 per barel. Kalau seandainya tidak dilakukan adjustment dalam bentuk subsidi dan kompensasi, harga minyak itu bisa naik hingga 4 kali lipat seperti di Eropa," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (3/1/2023).
Secara lebih terperinci, subsidi dan kompensasi untuk mempertahankan harga BBM mencapai Rp322,4 triliun. Adapun realisasi subsidi dan kompensasi listrik mencapai Rp128,3 triliun.
Selain untuk BBM dan listrik, pemerintah juga mengucurkan subsidi listrik senilai Rp100,4 triliun pada tahun lalu.
"Pertamina memegang Rp422 triliun sendiri dari alokasi APBN kita. Tentu bukan untuk Pertamina, pada akhirnya yang menikmati adalah masyarakat dalam [bentuk] LPG, pertalite, diesel, semuanya disubsidi," ujar Sri Mulyani.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata mengatakan realisasi subsidi dan kompensasi di atas target Perpres 98/2022 didanai menggunakan pagu anggaran dari pos belanja lain yang tidak terealisasi.
"Jadi kita lakukan optimalisasi dari sejumlah kegiatan yang anggarannya tidak terserap seluruhnya, sehingga kita mengalihkannya untuk membayar subsidi dan kompensasi ini," ujar Isa. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.