KEBIJAKAN EKONOMI

Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Impor Migas Dipangkas

Redaksi DDTCNews | Jumat, 10 Mei 2019 | 15:34 WIB
Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Impor Migas Dipangkas

Menko Perekonomian Darmin Nasution

JAKARTA, DDTCNews - Defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2019 tercatat lebih tinggi dari tahun lalu. Untuk mengerem pelebaran defisit ini, pemerintah mulai menekan impor migas pada bulan ini.

Menko Perekonomian Darmin Nasution tidak menampik defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) cenderung melebar dari tahun lalu. Oleh karena itu, kebutuhan impor migas terutama untuk avtur dan solar akan ditekan serendah mungkin.

"Dibanding kuartal I tahun lalu memang meningkat sedikit, kita memang masih dibebani defisit yang agak besar," katanya di Kantor Menko Perekonomian, Jumat (10/5/2019).

Baca Juga:
Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II/2023 Defisit US$7,4 Miliar

Mantan Dirjen Pajak itu menjanjikan perbaikan CAD hingga akhir tahun. Memangkas impor migas mulai dilakukan pemerintah pada bulan Mei 2019.

Sebagai gantinya, ekpor minyak mentah RI akan dialihkan untuk memenuhi kebutuhan domestik terutama avtur dan solar. Rencana tersebut menurutnya sudah melalui perhitungan matang Pertamina dan KemenESDM sebagai pemangku utama kebijakan migas nasional.

"Sebenarnya bulan depan [Mei 2019] migas terutama avtur dan solar kita tidak impor lagi, kita tekan serendah mungkin. Kita mau pakai produk minyak mentah di dalam negeri untuk diolah di sini dan menurut Pertamina dan ESDM itu bisa dilakukan," paparnya.

Baca Juga:
Sri Mulyani Yakin Indonesia Tangguh Hadapi Tapering AS, Ini Alasannya

Dengan demikian, kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkecil CAD pada kuartal tersisa tahun ini. Adapun seberapa besar nilai dan volume impor migas akan terpangkas, Darmin masih menunggu data riil dari Pertamina dan KemenESDM.

"Oke CAD memburuk pada kuartal I, tapi diharapkan membaik pada kuartal-kuartal selanjutnya," imbuhnya.

Sebagai informasi, pada tiga bulan pertama 2019 tercatat defisit transaksi berjalan sebesar US$7,0 miliar atau 2,6% dari PDB. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal IV/2018 mencapai US$9,2 miliar atau 3,6% dari PDB).

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, CAD mencatat pelebaran. Pasalnya, pada kuartal I/2018 defisit transaksi berjalan sebesar US$5,19 miliar atau 2,01% dari PDB. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Agustus 2023 | 14:33 WIB KINERJA MONETER

Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II/2023 Defisit US$7,4 Miliar

Kamis, 24 Februari 2022 | 12:03 WIB KEBIJAKAN MONETER

Sri Mulyani Yakin Indonesia Tangguh Hadapi Tapering AS, Ini Alasannya

Kamis, 08 Juli 2021 | 12:59 WIB REFORMASI PAJAK

Soal Pemeriksaan Pajak di DJP, Darmin Nasution Harapkan Ini

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan