KP2KP BANAWA

Tanya Pemotongan Pajak untuk Jasa Rias, Bendahara Konsultasi ke Fiskus

Redaksi DDTCNews | Jumat, 23 Februari 2024 | 16:00 WIB
Tanya Pemotongan Pajak untuk Jasa Rias, Bendahara Konsultasi ke Fiskus

Ilustrasi.

BANAWA, DDTCNews - Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Banawa memberikan konsultasi kepada bendahara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Donggala terkait dengan pemotongan pajak atas jasa rias.

Petugas dari KP2KP Banawa Nadhia Arifa mengatakan dinas pendidikan melakukan transaksi dengan rekanan pengusaha jasa tata rias dengan nominal transaksi Rp10 juta. Adapun rekanan pengusaha dimaksud juga sudah memiliki NPWP.

“Ada 2 objek pengenaan pajak atas transaksi tersebut di antaranya PPh Pasal 23. Jasa tata rias menjadi kondimen jasa lainnya pada PMK 141/2015 dengan besaran tarif 2% jika lawan transaksi ber-NPWP," atau 4% jika tidak ber-NPWP,” katanya dikutip dari situs web DJP, Jumat (23/2/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Mengingat rekanan pengusaha sudah memiliki NPWP maka bendahara wajib memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dengan dasar pengenaan pajak berupa transaksi tidak termasuk PPN.

Selain PPh Pasal 23, bendahara juga wajib memungut PPN lantaran jasa tata rias menjadi salah satu jasa kena pajak (JKP) yang terutang PPN. Pengenaan PPN atas jasa tata rias tersebut sebesar 11% dari nilai transaksi.

Nadhia juga mengingatkan bendahara bersangkutan untuk membuat bukti potong yang kemudian diserahkan kepada rekanan sebagai bukti pajak rekanan telah dipotong atau dipungut oleh bendahara instansi pemerintah.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Bukti potong bagi rekanan tersebut juga berfungsi sebagai kredit pajak atas pajak terutang pada akhir tahun. Adapun pembuatan bukti potong dilakukan pada laman ebupotip.pajak.go.id.

Nadhia menegaskan KP2KP Banawa selama ini telah beberapa kali melakukan sosialisasi terkait dengan pengaplikasian e-bupot ini. Namun demikian, masih terdapat beberapa bendahara yang belum melaksanakan kewajiban tersebut. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja