NORWEGIA

Swedia Bersiap Tuai Untung dari Penerapan Pajak Gula

Redaksi DDTCNews | Rabu, 17 Januari 2018 | 11:31 WIB
Swedia Bersiap Tuai Untung dari Penerapan Pajak Gula

OSLO, DDTCNews – Kebijakan Norwegia yang memperkenalkan pajak atas komoditas berkabonasi, gula dan pemanis buatan membuat pengusaha ritel Swedia bersiap menangguk untung. Pasalnya, kebijakan ini akan mendorong peningkatan volume perdagangan di perbatasan lantaran adanya disparitas harga pasca penerapan pajak gula.

“Kebijakan pajak Norwegia adalah anugerah untuk aktivitas belanja di perbatasan,” kata Torbjorn Svartz, Direktur jaringan supermarket Swedia ‘MaxiMat’, Minggu (14/1).

Seperti yang diketahui, per 1 Januari 2018 pemerintah Norwegia menaikkan pajak makanan dan minuman yang mengandung gula, pemanis buatan dan berkabonasi. Tidak main-main, angka kenaikkan tarif pajak ini hingga 83%.

Baca Juga:
Israel Tahan Sebagian Dana Pajak Palestina di Norwegia, Ini Sebabnya

Akibat kebijakan ini mengerek kenaikkan harga komoditas seperti coklat sekitar $2 atau Rp26.000 untuk setiap poundnya. Besarnya disparitas harga itu yang kemudian membuat pedagang ritel negara tetangganya yakni Swedia bersiap dengan lonjakan volume perdagangan di perbatasan.

Efek dari kebijakan ini menurut Menon Economics, sebuah lembaga konsultan ekonomi merugikan Norwegia. Harga yang lebih tinggi hanya akan mendorong lebih banyak warga Norwegia untuk belanja makanan melintasi perbatasan dan menghabiskan uang di Swedia.

“Setidaknya ritel Swedia mendapat omzet hingga $1,87 miliar setiap tahun dari bisnis perdagangan lintas batas,” rilis Menon Economics dilansir Washington Times.

Baca Juga:
Diganti Subsidi, Norwegia Cabut Sebagian Insentif PPN Mobil Listrik

Namun, pemerintah Norwegia punya alasan kuat kenapa menerapkan pajak untuk komoditas manis di negara Skandinavia itu. Lagi-lagi alasan untuk melindungi kesehatan warga negara menjadi landasan kebijakan ini diterapkan.

“Konsumsi gula masih terlalu tinggi di Norwegia dan berkontribusi langsung dengan penyakit diabetes dan obesitas. Pajak adalah instrumen paling efektif untuk memerangi diabetes dan obesitas,” papar Olaug Bollestad yang memimpin Komisi Kesehatan Parlemen. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN