AMERIKA SERIKAT

Surati Kandidat Presiden 2020, Miliarder: Pajaki Kami Lebih Banyak

Redaksi DDTCNews | Selasa, 25 Juni 2019 | 11:43 WIB
Surati Kandidat Presiden 2020, Miliarder: Pajaki Kami Lebih Banyak

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Belasan miliarder Amerika Serikat menyerukan pajak baru atas kekayaan ekstrem. Pajak baru itu untuk memerangi ketimpangan pendapatan.

Seruan tersebut disampaikan melalui surat yang ditujukan kepada para kandidat presiden 2020. Sebanyak 19 miliarder yang mendatangani surat tersebut, termasuk George Soros, Abigail Disney, hingga co-founder Facebook Chris Hughes.

“Amerika memiliki tanggung jawab moral, etika, dan ekonomi untuk lebih memajaki kekayaan kita,” tegas para miliarder tersebut, seperti dikutip pada Selasa (25/6/2019).

Baca Juga:
Trump Janji Hentikan Pemajakan Berganda Atas Warga AS di Luar Negeri

Kenaikan pajak kekayaan itu difokuskan untuk secara substansial mendanai investasi baru di sektor-sektor ramah lingkungan, pengasuhan anak secara universal, pengurangan student loan debt, perbaikan infrastruktur, hingga keringanan pajak untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Pemungutan pajak kekayaan, menurut mereka, menjadi kepentingan nasional. Paak moderat pada orang terkaya Amerika Serikat ini diklaim mendapat dukungan dari mayoritas orang. Pungutan pajak ini diperkirakan akan menghasilkan penerimaan sekitar US$3 triliun selama 10 tahun.

Proposal ini kemungkinan akan mendapat dukungan luas dari para kandidat presiden dari Partai Demokrat. Seperti diketahui, Senator Elizabeth Warren mengusulkan pajak 2% untuk kekayaan lebih dari US$50 juta dan 3% untuk kekayaan lebih dari US$1 miliar.

Baca Juga:
Tersisa 2 Bulan untuk Manfaatkan PPN Rumah 100% Ditanggung Pemerintah

Calon presiden itu memperkirakan pengenaan pajak dalam aset – termasuk saham, obligasi, kapal pesiar, mobil, dan karya seni – akan memengaruhi 75.000 keluarga. Pajak tersebut akan menghasilkan US$2,75 triliun dalam 10 tahun.

Dalam langkah terkait pada hari Senin, Senator Bernie Sanders mengumumkan rencana untuk menghapus US$1,6 triliun dalamstudent loan debt. Dijuluki ‘The College for All Act’, proposal ini melangkah lebih jauh dari rencana Warren yang membatasi pengampunan utang US$50.000 dan tidak berlaku bagi oran berpenghasilan lebih dari US$250.000.

Inisiatif tersebut berdiri pada premis yang sama yakni distribusi kekayaan yang tidak merata diperburuk oleh beban pajak yang tidak merata di seluruh spektrum pendapatan. Surat kepada kandidat presiden ini mengikuti kekhawatiran publik yang sangat kaya tentang meningkatnya ketidaksetaraan.

Baca Juga:
Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Pada April 2019, Ray Dalio, pendiri Bridgewater menyatakan kekhawatiran tentang kesenjangan ketimpangan pendapatan. Kesenjangan menganga antara orang kaya dan miskin adalah ‘darurat nasional yang menimbulkan risiko eksistensial bagi Negeri Paman Sam.

“Saya percaya bahwa semua hal baik yang dibawa ke ekstrem dapat merusak diri sendiri dan bahwa segala sesuatu harus berevolusi atau mati. Ini sekarang berlaku untuk kapitalisme,” katanya, seperti dilansir The Guardian.

Sebuah analisis dari laporan Federal Reserve menemukan 1% orang terkaya Amerika Serikat telah melihat kekayaan bersih mereka tumbuh US$21 triliun selama 30 tahun terakhir. Sementara itu, kekayaan penduduk 50% terbawah turun US$900 miliar. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Hentikan Pemajakan Berganda Atas Warga AS di Luar Negeri

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:05 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 2 Bulan untuk Manfaatkan PPN Rumah 100% Ditanggung Pemerintah

Rabu, 16 Oktober 2024 | 16:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Senin, 30 September 2024 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Perusahaan Pindah Pabrik ke Luar AS, Trump Bakal Kenai Bea Masuk 200%

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN