PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Minta Bantuan Pengusaha Jelaskan Soal Utang

Kurniawan Agung Wicaksono | Senin, 17 September 2018 | 09:45 WIB
Sri Mulyani Minta Bantuan Pengusaha Jelaskan Soal Utang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (DDTCNews - Twitter @KemenkeuRI)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta bantuan para pengusaha untuk menjelaskan permasalahan utang yang selama ini ada di dalam APBN.

Menurutnya, utang bukan menjadi tujuan. Utang, sambungnya, merupakan sebuah alat atau instrumen untuk mencapai kesejahteraan. Kondisi ini mirip dengan utang pelaku usaha yang diperlukan untuk memajukan bisnis seperti memperluas pasar dan meningkatkan profit.

Dalam konteks negara, mengutip informasi dalam laman resmi Kemenkeu, masih ada berbagai kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, konektivitas, dan kesejahteraan. Utang menjadi instrumen – selain penerimaan perpajakan – untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

Baca Juga:
Di Retreat Kabinet, Sri Mulyani Beri Materi Soal Pengelolaan APBN

“Saya mengharapkan pengusaha bantuin saya untuk menjelaskan,” ujarnya kepada sekitar 1.200 pengusaha yang hadir dalam seminar nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jumat (14/9/2018).

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun depan, negara berencana membelanjakan anggaran Rp2.439 triliun. Dana dari penerimaan perpajakan dan nonpajak diperkirakan mencapai Rp2.142 triliun. Sisanya, pemerintah memakai utang atau pembiayaan.

Defisit anggaran direncanakan sebesar 1,84% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu menyempit dibandingkan dengan tahun ini yang diestimasi masih di atas 2% PDB. Sri Mulyani mengatakan defisit harus menyempit karena biaya pinjaman akan semakin besar di tengah ketidakpastian global.

Baca Juga:
Utang Jatuh Tempo 2025 Tembus Rp800 Triliun, DPR Minta Ini ke Prabowo

“Dengan defisit rendah, kita memiliki kemampuan merencanakan pembiayaan secara jauh lebih aman. Hal ini perlu disampaikan agar masyarakat lebih tenang. Capital dan bond market juga lebih tenang,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga memaparkan berbagai kebijakan perpajakan untuk memberi stimulus bagi dunia usaha. Berbagai kebijakan perpajakan ini seperti tax holiday, tax allowance, kemudahan ekspor, dan pengurangan untuk industri pionir. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 28 Oktober 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Urusan Pajak Satu Akun WP Bisa Dikelola ‘Keroyokan’, Seperti Apa?

Minggu, 27 Oktober 2024 | 13:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Di Retreat Kabinet, Sri Mulyani Beri Materi Soal Pengelolaan APBN

Minggu, 27 Oktober 2024 | 12:00 WIB FASILITAS KEPABEANAN

Perbaiki Mesin ke Luar Negeri, Barang Reimpor Bisakah Bebas Bea Masuk?

Minggu, 27 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Utang Jatuh Tempo 2025 Tembus Rp800 Triliun, DPR Minta Ini ke Prabowo

BERITA PILIHAN
Senin, 28 Oktober 2024 | 22:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Wamenkeu Anggito Sebut Teknologi AI Bisa Proyeksikan Penerimaan Pajak

Senin, 28 Oktober 2024 | 19:30 WIB BEA CUKAI BALI

DJBC Musnahkan Barang Hasil Penindakan Senilai Rp4,3 Miliar di Bali

Senin, 28 Oktober 2024 | 18:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Fasilitas Pajak, Investor Diminta Tak Ragu Masuk Sektor Tertentu

Senin, 28 Oktober 2024 | 18:00 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Rekordasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI)?

Senin, 28 Oktober 2024 | 17:15 WIB ARTICLE WRITING FAIR - KOSTAF FIA UI

Tantangan Pemajakan Aset Digital di Tengah Daya Beli yang Melemah

Senin, 28 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Cek Penggunaan Identitas, Non-PKP Bisa Lihat FP Masukan Lewat Coretax