Ilustrasi. (BI)
JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,8% hingga 5,8% pada tahun 2021, lebih optimis bila dibandingkan dengan asumsi makro pada APBN 2021 sebesar 5%.
Menurut BI, prospek ekonomi dunia dan perkembangan beberapa indikator perekonomian domestik per Desember 2021 menunjukkan perbaikan. Meskipun masih ada pembatasan aktivitas ekonomi, BI melihat ekspektasi konsumen terhadap perekonomian terus menguat.
"Perbaikan ekspektasi ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang membaik dan rencana implementasi vaksinasi oleh pemerintah yang akan dimulai pada awal 2021," tulis BI dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2020, dikutip pada Senin (1/2/2021).
Penguatan ekonomi pada 2021 akan didorong oleh meningkatnya kinerja ekspor pada 2021 seiring dengan perbaikan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas. Ekspor diperkirakan bisa tumbuh 4,5% hingga 5,5%, jauh lebih baik bila dibandingkan dengan kinerja tahun lalu -7.2% hingga -8,2%.
Perbaikan ekspor diperkirakan akan didukung oleh beberapa komoditas tambang, seperti batu bara dan tembaga. Selain itu, ada ekspor produk manufaktur seperti baja, produk kertas, pulp, makanan dan minuman, tekstil, dan otomotif. Ekspor juga akan didukung oleh pemulihan aktivitas ekonomi di China.
Perbaikan pendapatan terutama didorong oleh perbaikan kinerja ekspor nonmigas dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian diperkirakan akan berimbas pada konsumsi. Untuk tahun ini, BI mengestimasi konsumsi swasta mampu tumbuh sebesar 4,6% hingga 5,6%.
Selain dari aspek perbaikan sektor ekonomi, perbaikan pendapatan juga didorong oleh kenaikan upah minimum provinsi (UMP) seperti di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Ekspektasi konsumen juga akan terus meningkat bila vaksinasi berjalan dengan baik. Dengan demikian, masyarakat dapat kembali menjalankan kegiatan ekonomi dan memiliki mobilitas seperti sedia kala. Pada saat bersamaan, inflasi inti diproyeksi akan meningkat pada level yang terkendali.
"Inflasi inti diperkirakan tetap terkendali diimbangi oleh nilai tukar yang sesuai dengan fundamentalnya dan ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam rentang sasaran," tulis BI. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.