JASA TITIPAN

Soal Kewajiban Perpajakan, Ini Kata Pelaku Jastip

Redaksi DDTCNews | Senin, 29 April 2019 | 09:10 WIB
Soal Kewajiban Perpajakan, Ini Kata Pelaku Jastip

Ilustrasi tampilan utama laman marketplace Jastip Hello Bly.

JAKARTA, DDTCNews – Maraknya fenomena jasa titipan (Jastip) barang dari luar negeri menyisakan masalah terkait kepatuhan dalam ranah perpajakan. Pelaku usaha mengklaim akan patuh atas aturan perpajakan.

Hal tersebut diungkapkan oleh pelaku usaha Jastip Nita Widodo. Perempuan yang juga bekerja di bagian pemasaran marketplace Jastip Hello Bly ini memastikan kepatuhan penyedia jasa dalam ranah perpajakan.

“Misal tadi ada pajak 10% yang bisa dikalkulasi dalam harga. Jadi, si pengguna Jastip masih dapat untung meski dengan pajak 10% dan Jastipnya masih dapat fee. Jadi kita pikirkan bagaimana cara mendistribusikan risiko dan keuntungan bersama,” katanya di kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) akhir pekan lalu.

Baca Juga:
Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Nita tidak memungkiri menjamurnya Jastip terutama atas belanja di luar negeri karena faktor harga yang lebih murah. Selain itu, barang yang masuk kategori baru di Indonesia, kerap kali sudah menjadi barang diskon terutama di Eropa.

Dengan demikian, keuntungan penyedia Jastip di luar negeri dapat berlipat ganda. Namun, dia memastikan pelaku usaha Kastip akan taat atas aturan perpajakan yang berlaku.

Kepala Subdit Impor, Direktorat Teknis Kepabeanan DJBC Djanurindro Wibowo mengatakan aktivitas Jastip sejatinya dapat dimonitor oleh aparat kepabeanan. Oleh karena itu, dia mengimbau pelaku usaha dapat secara sukarela patuh atas aturan perpajakan.

Baca Juga:
Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Menurutnya, saluran bagi wajib pajak untuk bisa patuh akan terus diperbarui oleh otoritas. Pembaruan dibutuhkan agar pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

“Bea Cukai tidak sendiri, sharing data itu sekarang dilakukan dengan baik dengan negara lain. Ketika Anda melakukan tax refund di Belanda misalnya, kami bisa tahu aktivitas tersebut,” imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 15:30 WIB BEA CUKAI JAKARTA

Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Asistensi Fasilitas Kepabeanan, DJBC Beri Pelatihan Soal IT Inventory 

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN